Kisah Tati dan Didi dengan Kondisi Serba Kekurangan, Setiap Hari Keliling Mengamen

Tati dan Didi setiap hari keliling mengamen untuk mencari nafkah. (Foto Rizka/Radar Garut)
Tati dan Didi setiap hari keliling mengamen untuk mencari nafkah. (Foto Rizka/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT – Tati (65) bersama anaknya Didi warga Desa Cilawu, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut setiap hari keliling untuk mencari uang demi makan sehari hari dengan cara mengamen.

Tati mengatakan, ia bersama anaknya setiap hari keliling dari Cilawu ke Garut kota dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore, untuk mencari uang dengan cara mengamen.

“enya tiap hari we , ti jam 8 dugi jam 5 sore (iya tiap hari, dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore),” ujarnya saat ditemui di dekat Stasiun Garut, Kamis (13/2).

Baca Juga:PWRI Setda Garut dan Dharmawanita Bantu PMI Gelar Donor DarahDedi Mulyadi Akan Melarang Study Tour Sekolah, PJ Bupati Garut : Kita Harus Mengikuti Arahan

Tati (65), dengan kondisi tidak bisa melihat sejak dari kecil, ia juga dipandu jalannya oleh anaknya Didi.

Kondisi Didi pun sebenarnya berbeda dengan anak lain pada umumnya (anak berkebutuhan khusus).

Tati dan Didi setiap hari keliling hanya mendapatkan uang sebesar Rp.70.000.

“setiap hari kumha ieu na we kekengingan na, kadang 70 rebu, lamun teu kieu mah moal emam (setiap hari gimana ini we dapetnya, kadang 70 ribu, kalau ngga gini mah ga bisa makan),” ucapnya.

Suami Tati sudah meninggal dan dengan terpaksa ia bersama Didi mencari uang untuk makan sehari hari.

Mereka mengaku tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

“teu Aya ti pemerintah mah, duka nya da teu Aya ka Abi mah (tidak ada dari pemerintah mah, gatau da engga ada ke saya mah),” tutupnya. (rizka)

0 Komentar