Ikan Laut Belum Jadi Menu MBG di Garut, Diskanak Garut Sebut Kendalanya dari Harga

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga
0 Komentar

GARUT – Wakil Sekjend DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat, Dadel Lukman Nurhakim, sebelumnya sempat menyarankan Pemerintah Kabupaten Garut untuk mendorong agar ikan laut menjadi salah satu menu di makan bergizi gratis (MBG).

Pasalnya ikan laut menjadi salah satu sumber protein yang tinggi dan satu-satunya sumber protein yang masih minim atau bahkan tidak terkontaminasi bahan kimia sedikitpun.

Namun, di Kabupaten Garut masih minim dapur MBG yang menjadikan menu ikan laut sebagai salah satu lauk pauk di program tersebut.

Baca Juga:Kadinkes Garut Sebut 268 SPPG Sudah Terdaftar, SLHS Ditargetkan Rampung Tahun IniPenuh Rintangan, Warga Cijelereun Kulon Akhirnya Punya Jalan Tembus Mobil

Menjawab hal itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga menerangkan, untuk menu ikan laut di MBG masih berat dalam harganya.

“Kemarin ada beberapa alternatif dengan fillet tuna yang tidak masuk grade lah ya, tidak masuk ke pasar. Nah, kita coba dihitung kelihatannya memang karena ada satuan harga yang sudah ditentukan oleh MBG, harga ini belum masuk,” terangnya.

Menurut Beni, jenis ikan laut yang kemungkinan cocok memenuhi standar gizi adalah ikan tuna. Ketika berbicara harga ikan tuna, rupanya cukup mahal jika dimasukkan untuk standar harga MBG, yang hanya dipatok di kisaran Rp10 ribu untuk semua porsi.

Walaupun ikan tuna yang digunakan adalah grade yang paling rendah, menurut Beni masih cukup mahal ketika dimasukkan untuk standar harga MBG.

“Kemarin kita coba siasati tuna-tuna yang tidak masuk ke grade Kan. Yang kalau nelayan nyebutnya ikan rucah lah kurang lebihnya. Grade-grade yang tidak masuk pasar difillet. Tapi tetap harganya (tinggi),” ujar Beni.

Di samping masalah harga yang masih cukup tinggi, Beni juga menilai ada sedikit kendala dalam hal penyimpanan stok ikan. Menurut Beni, khusus untuk ikan laut ini diperlukan cold storage dengan kapasitas cukup besar. Karena untuk kebutuhan MBG ini tidak boleh tersendat pasokannya.

” Jadi mereka (SPPG/dapur MBG) memohon ada semacam rutininitas pengiriman. Nah, itu yang belum kita bisa penuhi karena di kita ikan laut kan masih di musim-musim tertentu gitu, ya. Di musim tertentu banyak, di lain pihak, musim berikutnya tidak ada. Nah, ini yang sedang kita upayakan salah satunya adalah dengan pemanfaatan atau usulan kita terkait dengan cold storage,” ujarnya.

0 Komentar