GARUT – Kepala Bulog (Kabulog) Ciamis, Dadan Irawan secara tegas membantah adanya dugaan pengurangan berat beras bantuan yang disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di sejumlah desa di Garut, khususnya di Kecamatan Cisompet. Bantahan ini muncul setelah beberapa kepala desa (kades) mengklaim menemukan ketidaksesuaian berat beras setelah melakukan penimbangan ulang.
Dadan Irawan menyatakan bahwa tim lapangan Bulog telah segera diterjunkan ke semua desa di wilayah Cisompet yang disebutkan dalam laporan. “Sudah saya konfirmasi ke tim di lapangan, sudah cek ke semua desa daerah Cisompet yang disebutkan tadi itu, tidak ada beras yang di bawah kuantum standar,” kata Dadan, Minggu (27/7).
Ia menambahkan, timnya langsung bergerak cepat setelah menerima informasi tersebut. “Tim lapangan kami langsung terjun setelah dapat info di Cisompet tersebut, dan cek di mana lokasi pengecekan itu tidak ada kondisi yang seperti disebutkan,” tambah Dadan.
Baca Juga:Beras Bantuan Pangan untuk KPM di Garut Berkurang Hingga 2,5 KilogramKolaborasi dengan Yayasan Sirrul Arham, GBR Garut Tegaskan Komitmen Sosial untuk Masyarakat
Sebelumnya, dugaan pengurangan berat beras bantuan ini diungkapkan oleh sejumlah kepala desa, termasuk Indra Firman, Kepala Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Garut. Indra mengungkapkan bahwa dari total 576 KPM di desanya, beras yang diterima rata-rata berkurang antara 1 hingga 2,5 kilogram dari seharusnya 10 kilogram per karung.
”Saya iseng melakukan penimbangan ulang pada 10 karung, dan semuanya tidak ada yang sesuai 10 kilo. Ada yang 7 kilo lebih, sisanya berkurang,” jelas Indra saat dihubungi pada Sabtu (26/7). Menurut Indra, kualitas beras yang diterima juga tergolong biasa.
Kecurigaan ini muncul setelah beras bantuan diturunkan di aula desa. Merasa penasaran karena karung beras 10 kilogram terasa lebih ringan, pihak Desa Panyindangan kemudian menimbang ulang. “Memang gak bau, tapi tidak seperti beras di pasar. Jadi beras biasa saja, jadi setelah penyalur pulang, kami iseng-iseng menimbang. Ternyata benar, hampir semua berkurang,” ujar Indra.
Fenomena pengurangan berat ini ternyata tidak hanya terjadi di Desa Panyindangan. Melalui grup Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) kecamatan, sejumlah kades lain juga melaporkan temuan serupa. “Kami hanya sharing sesama kades, memperlihatkan hasil beras yang kurang. Ternyata sama timbangannya,” kata Indra.