Beras Bantuan Pangan untuk KPM di Garut Berkurang Hingga 2,5 Kilogram

istimewa
Beras Bantuan Pangan untuk KPM di Garut Berkurang Hingga 2,5 Kilogram
0 Komentar

GARUT – Bantuan pangan berupa beras yang seharusnya diterima oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di sejumlah desa di Garut, termasuk di Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, diduga mengalami pengurangan berat.

​Indra Firman, Kepala Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Garut mengungkapkan bahwa dari total 576 KPM di desanya, beras yang diterima rata-rata berkurang antara 1 hingga 2,5 kilogram dari seharusnya 10 kilogram per karung.

“Saya iseng melakukan penimbangan ulang pada 10 karung, dan semuanya tidak ada yang sesuai 10 kilo. Ada yang 7 kilo lebih, sisanya berkurang,” jelas Indra saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (26/7).

Baca Juga:Kolaborasi dengan Yayasan Sirrul Arham, GBR Garut Tegaskan Komitmen Sosial untuk MasyarakatCegah Penyakit Menular, Rutan Garut Gelar Pemeriksaan VCT HIV untuk Warga Binaan

​​Kecurigaan mengenai pengurangan berat beras ini muncul setelah beras bantuan diturunkan di aula desa. Merasa penasaran karena beras 10 kilogram terasa sedikit, pihak desa Panyindangan kemudian menimbang ulang.

“Memang gak bau, tapi tidak seperti beras di pasar. Jadi beras biasa saja, jadi setelah penyalur pulang, kami iseng-iseng menimbang. Ternyata benar, hampir semua berkurang,” ujar Indra.

​Fenomena pengurangan berat ini ternyata tidak hanya terjadi di Desa Panyindangan. Melalui grup Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) kecamatan, sejumlah kades lain juga melaporkan temuan serupa.

“Kami hanya sharing sesama kades, memperlihatkan hasil beras yang kurang. Ternyata sama timbangannya,” kata Indra.

​Meskipun ada dugaan pengurangan, pihak desa tidak langsung melaporkan ke Bulog atau instansi terkait lainnya. Mereka memilih untuk berkoordinasi dengan Ketua APDESI setempat. “Kami hanya minta konfirmasi saja ke ketua APDESI. Para kades hanya sebatas itu,” ungkapnya.

​Indra sendiri mengaku baru kali ini melakukan pengecekan langsung terhadap berat beras bantuan. “Baru kemarin saya cek, karena sudah lama beras tidak turun. Dulu saya pernah mengeluh terkait beras Bulog yang bau apek, tapi tidak berani lapor langsung. Hanya sharing di APDESI,” tambahnya.

​Meskipun ada pendamping kecamatan yang seharusnya menjadi wadah laporan terkait bantuan, hingga saat ini belum ada teguran atau tindak lanjut resmi terkait dugaan pengurangan beras ini. Kejadian seperti ini, menurut Indra, jarang terjadi sebelumnya.

Baca Juga:Dorong Perajin Naik Kelas, PNM Garut Gelar Pelatihan Klasterisasi Batik TulisRutan Garut Gelar Razia Rutin, Petugas Temukan Barang Terlarang di Blok Hunian

“Ini kan 8 bulan terkait beras itu, sekarang bulan Juni dan Juli. Kemarin-kemarin tidak ada,” pungkas Indra.

0 Komentar