Radar Garut- Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang membawa dampak jangka panjang, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual cenderung mengalami luka batin yang dalam, yang tanpa penanganan tepat dapat membekas seumur hidup.
Luka yang Tidak Terlihat: Trauma Psikologis
Berbeda dengan luka fisik yang dapat terlihat secara langsung, dampak psikologis seringkali tersembunyi. Anak-anak korban kekerasan seksual dapat menunjukkan gejala trauma seperti kecemasan berlebihan, perubahan perilaku drastis, ketakutan yang tidak rasional, hingga gangguan tidur. Dalam beberapa kasus, anak menjadi pendiam, menarik diri dari lingkungan sosial, atau sebaliknya menjadi agresif.
Rasa takut, malu, dan bingung sering membingungkan anak karena mereka belum memiliki kemampuan untuk memahami sepenuhnya apa yang terjadi. Bahkan, anak bisa merasa bersalah atas kejadian tersebut, terutama jika pelaku adalah orang yang mereka kenal atau percaya.
Baca Juga:Panduan Lengkap Merawat Ikan Cupang agar Warnanya Makin Gacor dan TajamMengenal Jenis Ikan Cupang Terpopuler dan Termahal di Pasaran
Gangguan Emosional dan Perkembangan Mental
Kekerasan seksual dapat mengganggu tahap perkembangan emosional anak. Banyak korban yang mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengelola emosi mereka. Ketidakstabilan emosi ini dapat memengaruhi hubungan sosial mereka di masa depan, serta kemampuan untuk membangun rasa percaya terhadap orang lain.
Secara kognitif, anak juga dapat mengalami penurunan konsentrasi, prestasi akademik yang merosot, dan hilangnya minat terhadap aktivitas yang sebelumnya mereka sukai.
Risiko Jangka Panjang: Depresi hingga Gangguan Kepribadian
Dampak psikologis dari kekerasan seksual tidak berhenti di masa kanak-kanak. Jika tidak ditangani secara serius, trauma ini dapat berkembang menjadi gangguan mental jangka panjang seperti depresi kronis, gangguan kecemasan, post-traumatic stress disorder (PTSD), bahkan gangguan kepribadian.
Tidak sedikit pula korban yang pada akhirnya mengalami kesulitan dalam menjalani hubungan yang sehat di masa dewasa, baik dalam konteks keluarga, pertemanan, maupun hubungan romantis. Dalam beberapa kasus ekstrem, korban bisa mengalami pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Perlunya Pendampingan dan Pemulihan
Pemulihan psikologis anak korban kekerasan seksual membutuhkan pendekatan yang hati-hati, menyeluruh, dan jangka panjang. Pendampingan oleh psikolog anak atau terapis profesional sangat dianjurkan agar anak dapat memproses pengalaman traumatisnya dengan aman.