Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini
Yusep juga mendorong agar pendidikan seksual diberikan sejak usia dini. Dengan bekal pengetahuan yang tepat, anak-anak bisa mengenali batas tubuh mereka serta memahami konsep persetujuan dan perlindungan diri.
“Pendidikan seksual usia dini sangat penting untuk mencegah kasus kekerasan seksual terhadap anak. Dengan pemahaman yang tepat, anak-anak bisa mengenali batasan tubuh mereka, memahami konsep persetujuan, dan mengetahui cara melindungi diri dari situasi berisiko. pendidikan seksual sejak dini membantu anak untuk memahami batasan interaksi fisik, serta mengembangkan kesadaran terhadap media digital,” jelasnya.
Peran Tokoh Agama Harus Jadi Teladan
Sebagai sosok yang dihormati, tokoh agama semestinya menjadi pelindung, bukan pelaku. Yusep berharap tempat-tempat ibadah bisa menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk berkembang secara spiritual tanpa rasa takut.
Baca Juga:Patroli Jam Malam Pelajar Diberlakukan di Garut: Satpol PP Intensifkan PengawasanKasus Covid-19 Muncul di Garut, Begini Kata Kantor Komunikasi Kepresidenan
“Menjadi Teladan Moral dan Etika dimana Tokoh agama harus menunjukkan integritas dan moralitas yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus menjadi contoh dalam menjaga nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, dan perlindungan terhadap yang lemah, termasuk anak-anak. Serta menciptakan Lingkungan Ibadah yang Aman, seperti Masjid, gereja, pura, dan tempat ibadah lainnya harus menjadi tempat yang aman bagi anak-anak. Tokoh agama perlu memastikan bahwa lingkungan ibadah bebas dari ancaman kekerasan dan pelecehan, serta menyediakan ruang bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang dengan nyaman,” katanya.
Evaluasi Program Keluarga Berencana Perlu Diperluas
Selain kasus pencabulan, Yusep turut menyoroti implementasi program Dinas Keluarga Berencana (KB) yang selama ini cukup efektif dalam pencegahan stunting dan penguatan ketahanan keluarga. Namun, ia menilai aspek perlindungan anak dari kekerasan seksual masih belum optimal.
“Program Keluarga Berencana (KB) di Garut telah menunjukkan hasil positif dalam beberapa aspek, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan keluarga dan pencegahan stunting. Pemerintah pusat dan Pemkab Garut telah memperkuat sinergi dengan lima program unggulan, termasuk Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (Sidaya), dan Super Apps Keluarga Indonesia. Namun, efektivitasnya dalam mencegah kasus kekerasan seksual masih perlu dikaji lebih dalam. Pemerintah terus memantau penerapan program-program ini guna memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Evaluasi langsung di lapangan menjadi langkah penting untuk menilai dampak nyata dari program ini dan mengidentifikasi tantangan yang masih dihadapi,” tutupnya. (rizka)