GARUT – Menjelang Hari Raya Idul Adha, aktivitas jual beli hewan kurban mulai meningkat di Kabupaten Garut. Namun menariknya, sejumlah peternak domba memilih menjajakan dagangannya di pinggir jalan ketimbang di Pasar Hewan Limbangan.
Alasan utama mereka cukup sederhana yaitu waktu berjualan yang lebih fleksibel dan tanpa biaya tambahan.
” Suami saya Selasa pagi (3/6) pagi, jualan domba untuk kurban di Pasar Hewan Limbangan. Pembelinya sepi. Melanjutkan jualan domba di pinggir Jalan Syekh Ja’far Sidiq betulan Jati Tonggoh Cibiuk, ” kata Eti peternak Cibiuk, Selasa (3/6).
Baca Juga:Mantan Anggota DPRD Garut Soroti Kasus Pencabulan oleh Oknum Imam MasjidPatroli Jam Malam Pelajar Diberlakukan di Garut: Satpol PP Intensifkan Pengawasan
Menurut Eti, berjualan di pinggir jalan ternyata lebih menguntungkan. Selain lebih dekat dari rumah, pembeli juga cenderung lebih ramai, terutama menjelang Idul Adha. Saat ini, ia menjajakan lebih dari 20 ekor domba kurban.
Harga domba yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp3 juta untuk ukuran kecil hingga Rp5,5 juta untuk domba besar siap kurban.
Eti mengungkapkan, beberapa pembeli bahkan menitipkan domba yang sudah dibeli di kandang mereka, dan akan diambil menjelang hari penyembelihan.
Pantauan di lapangan menunjukkan, tidak hanya di Jati Tonggoh, para peternak juga menjual domba di titik lain sepanjang Jalan Syekh Ja’far Sidiq, seperti di Gandayayi dan Cigembor. Fenomena ini makin marak karena para peternak bisa berjualan lebih lama tanpa batasan waktu, bahkan hingga malam hari.
Sementara di Pasar Hewan Limbangan, para peternak dikenakan tarif retribusi Rp2.000 per ekor domba yang ditambatkan. Meskipun tarifnya relatif kecil, waktu operasional pasar yang hanya satu hari dalam seminggu dianggap tidak cukup untuk memenuhi target penjualan menjelang Idul Adha.
Selasa (3/6) pukul 14.00 WIB, kantor Pasar Hewan Limbangan sudah tutup. Petugas pasar telah pulang, sementara beberapa peternak memilih untuk membawa pulang dombanya atau bertahan hingga sore.