GARUT – Tim identifikasi gabungan yang terdiri dari personel TNI, Polri, dan RSUD Pameungpeuk membuahkan hasil. Hingga Senin (12/5) malam, 9 dari 13 korban ledakan saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Garut telah berhasil diidentifikasi.
Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen RSUD Pameungpeuk, Yani Suryani mengonfirmasi perkembangan ini kepada awak media di rumah sakit. “Yang sudah teridentifikasi ada 9 orang. 4 anggota TNI dan 5 warga sipil,” ujarnya tadi malam.
Meskipun jumlah korban yang teridentifikasi telah mencapai sembilan orang, Yani belum dapat memberikan rincian identitas lengkap. Ia menjelaskan bahwa jenazah-jenazah tersebut masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polri.
Baca Juga:Pasar Hewan Limbangan Diaktifkan Lagi untuk Dongkrak Penjualan Ternak dan Ekonomi LokalDiduga Mabuk, Sopir Angkot di Garut Tabrak Bocah Hingga Kritis
Sekitar pukul 23.00 WIB, tim DVI Polda Jabar diketahui tiba di RSUD Pameungpeuk dan langsung menuju kamar jenazah untuk memulai tugasnya.
Untuk mempercepat proses identifikasi, Yani mengimbau pihak keluarga korban untuk membantu dengan menyediakan data-data penunjang.
“Itu semua kami minta untuk memudahkan proses identifikasi, merinci beberapa dokumen dan barang yang dibutuhkan seperti ijazah, foto korban, sikat gigi, hingga pakaian terakhir yang dikenakan,” katanya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai identitas lengkap kesembilan jenazah yang telah teridentifikasi. Namun, informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa keempat anggota TNI AD yang menjadi korban adalah Kolonel Antonius Hermawan, Mayor Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo, dan Pratu Aprio Seriawan. Keempatnya diketahui merupakan personel dari Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD.
Proses identifikasi terhadap sisa korban lainnya masih terus berlangsung. Pihak keluarga dan masyarakat menantikan informasi lebih lanjut dari tim DVI dan pihak berwenang terkait perkembangan identifikasi ini. (Rizki Peratami)