GARUT – Sebuah rumah mengalami ambruk di bagian belakangnya akibat longsor di Kampung Babakan Palah RT 03 RW 02, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Selasa (4/3) pukul 16.30 Wib.
Kepala Desa Cintakarya, Soma Suhendi mengatakan, lokasi kejadian diguyur hujan lebat sejak hari Senin dan Selasa. Tingginya endapan air di belakang rumah inilah yang diduga menyebabkan tanah jadi labil.
“Akibatnya gara-gara hujan deras di hari senin, dilanjut hujan deras di hari Selasa, dan tepatnya di jam 16.30 sore hari bagian dapur ambruk, Kalau akibat ya mungkin bencana, tapi kan bencana mungkin ada dasarnya, termasuk dasarnya itu mungkin tanahnya labil, karena dasarnya dari urugan, urugan terus dibikin TPT otomatis ada air masuk, tergerus lah,” ujarnya saat diwawancarai di Lokasi, Rabu (5/3).
Baca Juga:Jawa Barat Istimewa: Sinergi Pemda dan Forkopimda Wujudkan Pembangunan TerintegrasiYudha Anggota DPRD Garut Bersama Dinsos Kunjungi Alifah, Bocah Penderita Cerebral Palsy di Suci Kaler
Beruntung tidak ada korban jiwa akibat ambruknya rumah warga ini. Namun kata Suman, saluran air jadi terhambat akibat material rumah yang ambruk.
“Untuk sementara masyarakat antisipasi dulu karena ini menyangkut saluran air, air kan harus mengalir terutama dibutuhkan untuk sawah yang sedang lagi penanaman. Sementara penanganan sementara ya mengalirkan air dulu karena kehambat oleh runtuhan material itu,” jelasnya.
Soma berharap Pemerintah Kabupaten Garut melalui SKPD terkait bisa memberikan perhatian terhadap korban.
“Simkuring ka instansi terkait, ka dinas-dinas tertentu nyungkeun bantosan na, termasuk ka para dewan, Yang terkait dari bidang bencana nyungkeun Antisipasi Terutama Penanggulangan Bencana, di desa sumkuring Aya TPT anu longsor, sareng ka bupati atanapi wakil bupati nyungkeun di perhatoskeun (saya ke instansi terkait, ke dinas-dinas tertentu minta bantuannya, termasuk ke para dewan, yang terkait dari bidang bencana minta antisipasinya terutama Penanggulangan bencana, di desa saya ada TPT yang longsor, sama ke bupati atau wakil bupati minta perhatian nya),” tambahnya.
Pemilik rumah tersebut, Sovi Diviandi dan sang istri Santi Setiawati mengatakan kronologi kejadian dengan detail terkait rumahnya yang ambruk.
“Kejadiannya ti kamari itu kan hujan ageung ya, tah aya dek dek, Abi teh hariwang tah tidinya teh teu Aya deui, da nuju ngalereskeun ieu (keramik) da emang barolong lah, emang ngerenteut lah kahandap istilahna gitu, Tah ku Abi di tambalan sekedik sekedik, Ari pek pas rada sonten tabuh 5 an lah tidinya ujug gebruk (ambruk), Abi teh nuju calik nuju gogoleran didieu, ditingal ku Abi teh palih ditu (bagian belakang) hela ngagebruk (ambruk), teu lami 10 menit 20 menit an kadieu (melebar) gebruk (ambruk) tabuh 16.30 an (kejadiannya dari kemarin kan hujan besar, nah ada dek dek (tanda tanda ambruk) saya teh khawatir nah disitu ga ada lagi, da lagi perbaiki ini (keramik) da emang bolong bolong, emang ngerenteut kebawah istilahnya mah, Tah sama saya ditambal sedikit-sedikit, pas jam 5 sore disitu ambruk, saya lagi tiduran disitu, pas diliat ku saya teh disitu (bagian belakang) ambruk, ga lama 10 menit 20 menit an kesini ambruk (melebar ambruk) jam 16.30 an),” Kata Sovi.