Kasus Perundungan di SMAN 6 Garut, Ini Hasil Investigasi yang Didapatkan

SMAN 6 Garut
SMAN 6 Garut (Rizki/Radar Garut)
0 Komentar

Garut — SMAN 6 Garut kini tengah bangkit dan memulihkan nama baiknya setelah dilanda isu perundungan yang menghebohkan publik, terkait meninggalnya seorang siswa berinisial P (16).

Hasil investigasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa sekolah tersebut tidak terbukti melakukan perundungan, dan penyebab tragis ini lebih didorong oleh faktor psikologis serta masalah pribadi korban.

​Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Barat, Dedi Supandi, menyatakan bahwa tim investigasi yang melibatkan psikolog forensik tidak menemukan bukti perundungan.

Baca Juga:Tembakau Haruman, Andalan Petani di Gunung Haruman dengan Aroma KhasDukung Pengembangan Wisata Dieng, Pemprov Jateng Siapkan Infrastruktur dan Destinasi Penunjang 

“Semuanya mengatakan bahwa tidak terjadi perundungan,” ujarnya dalam rapat yang dipublikasikan di kanal YouTube Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM).

​Menurut Dedi, P diketahui mengakhiri hidup karena didorong oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masalah psikologis yang diperparah oleh masalah keluarga. Hasil forensik psikologis juga menunjukkan P sering melakukan self-harm sejak sekolah dasar.

​Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 6 Garut, Dani Ramdani, mengungkapkan masa-masa sulit yang dialami sekolah saat isu ini merebak. Tekanan dari publik begitu besar hingga para siswa diminta untuk memakai jaket agar logo sekolah tidak terlihat.

​”Anak-anak sampai dihimbau untuk memakai jaket agar logo sekolah tidak terlihat publik karena mendapat serangan-serangan secara verbal, baik itu di media sosial maupun secara langsung,” jelas Dani.

​Ancaman terhadap para siswa juga banyak berdatangan, bahkan mengarah ke serangan fisik. Di tengah situasi mencekam ini, Dani Ramdani menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Polres Garut yang telah memberikan perlindungan dan dukungan moral. “Ancaman katanya mau digebukin, tapi alhamdulillah tidak terjadi apa-apa,” tambahnya. ​

​Tragedi ini juga berdampak besar pada rekan dekat korban berinisial B. Ia sempat tidak masuk sekolah karena tekanan psikologis. Pihak sekolah memastikan tidak ada sanksi yang diberikan kepada B. Sebaliknya, B pindah ke sekolah lain atas permintaannya sendiri untuk memulihkan diri dari trauma.

​Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut, Yayan Waryana, menyatakan B kini berada dalam penanganan dan pendampingan psikologis.

Baca Juga:Hutang Petani  Eks Proyek PIR Dihapus, Gubernur Ahmad Luthfi Bagikan 1.065 Sertifikat TanahTerkait Perda Bantuan Hukum, Pemkab Garut dan DPRD Sepakat Anggarkan Dana

“Anak tersebut pernah akan melakukan percobaan bunuh diri, sekarang sudah diselamatkan, sekolahnya sudah pindah dan dalam penanganan tim psikiater,” ujar Yayan.

0 Komentar