GARUT – Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) melakukan langkah antisipasi penyebaran virus PMK (penyakit mulut dan kuku) yang sekarang ini kabarnya muncul kembali.
Koperasi yang bergerak di bidang usaha utama susu sapi perah ini, tentu harus melakukan langkah cepat untuk menyelamatkan populasi sapi dari kematian akibat PMK, sekaligus mempertahankan produksi susu.
Sekretaris KPGS, drh. H. Ade Hikmat Buana menjelaskan, dari identifikasi yang dilakukan KPGS, sekarang ini sudah ada 5 ekor sapi yang dipotong paksa karena mengidap PMK. Kemudian ada 2 ekor yang mati (tidak sempat dipotong). Kasus ini terjadi terutama di daerah perbatasan atau daerah rawan yang menjadi jalur arus lalu lintas ternak dan barang.
Baca Juga:Guru Seni Budaya SMAN 6 Garut Ciptakan Ecoprint, Jadi Tren Baru di Dunia SeniKonsisten Melayani UMKM, BRI Cetak Laba Rp60,64 Triliun
Namun demikian menurutnya di daerah inti yang menjadi jalur usaha KPGS belum ada ternak yang terjangkit PMK.
” Alhamdulillah sampai saat ini di wilayah KPGS belum ada kasus PMK hanya di daerah perbatasan atau penyangga, termasuk di daerah Cisurupan, Cigedug itu sudah banyak terjangkit,” katanya saat diwawancarai di kantor KPGS yang beralamat di jalan Raya Cikajang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, belum lama ini.
Sebagai antisipasi penularan PMK ini, KPGS sendiri melakukan dua langkah utama, yaitu vaksinasi dan juga biosecurity.
KPGS sendiri sudah mendapatkan bantuan vaksin dari Dinas Peternakan Kabupaten Garut, sebanyak kurang lebih 700 dosis.
“Alhamdulillah kami sudah dapat bantuan karena kita mengajukan ke Dinas Peternakan walaupun dari pusat sudah tidak ada bantuan dari APBN. vaksiasi PMK masih ada d tingkat kabupaten dan provinsi. Dan kami mendapatkan vaksin sebanyak tahap pertama 300 dosis, tahap kedua 400 dosis,” ujarnya.
“Dan kita sudah implementasikan terutama diprioritaskan di daerah secara dinamikanya itu banyak bersentuhan dengan pihak luar, baik lalu lintas ternak maupun lalu lintas peternakan lain orannya ke tempat kami baik itu pakan olahan, juga jadi agen penular yang luar biasa,” katanya.
Sejauh ini vaksin yang sudah diimplementasikan yaitu sebanyak 450 dosis di daerah rawan atau daerah perbatasan tadi. Termasuk sisanya juga akan diprioritaskan di daerah rawan tersebut.