Genjot Produk UMKM Lapas Garut, Berdayakan Warga Binaan

Warga binaan Lapas Garut dilatih mengolah sabut kelapa jadi produk Handycraft
Warga binaan Lapas Garut dilatih mengolah sabut kelapa jadi produk Handycraft
0 Komentar

GARUT – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut terus mendorong lahirnya produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari tangan kreatif Warga Binaan (WB). Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah melalui Pelatihan Kemandirian Handycraft Berbahan Limbah Sabut Kelapa, yang digelar bekerja sama dengan Creabrush Indonesia.

Kegiatan yang berlangsung pada 19–23 Agustus 2025 di Aula Lapas Garut ini menjadi wadah penting untuk membangun kemandirian sekaligus memperluas potensi ekonomi kreatif.

Tidak hanya diikuti oleh Warga Binaan, pelatihan juga melibatkan pegawai Lapas dan Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Lapas Garut, sehingga tercipta sinergi dan ekosistem pembelajaran bersama.

Baca Juga:Belum Ada Penyaluran Zakat DPRD Garut ke Baznas, Ketua Dewan Klaim Tak Tahu Aturan PerbupKasus Perundungan di SMAN 6 Garut, Ini Hasil Investigasi yang Didapatkan

Melalui bimbingan Creabrush Indonesia, para peserta dilatih memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai jual tinggi. Materi yang diberikan mencakup teknik pengolahan, pembuatan pola, pewarnaan, hingga finishing agar produk siap dipasarkan.

Dari tangan-tangan terampil peserta, lahirlah berbagai karya kreatif, seperti:

  • Lukisan dari Sabut KelapA
  • Sandal Hotel Lidi KelapA
  • Boneka Sabut Kelapa
  • Pot Bunga Sabut Kelapa
  • Sapu Sabut Kelapa
  • Sapu Lidi Kelapa
  • Name Tag Kayu Kelapa

Kepala Lapas Garut, Rusdedy, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Lapas Garut untuk menggenjot potensi UMKM dari dalam lapas.

“Kami tidak hanya ingin membekali keterampilan, tetapi juga menumbuhkan mental kewirausahaan. Produk-produk yang dihasilkan ini memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar UMKM. Dengan keterampilan ini, Warga Binaan nantinya bisa mandiri, produktif, dan menjadi bagian dari penggerak ekonomi kerakyatan,” jelas Rusdedy.

Lebih jauh, Lapas Garut menargetkan hasil pelatihan ini tidak berhenti pada tataran keterampilan, tetapi dikembangkan menjadi unit usaha produktif. Dengan begitu, produk Warga Binaan bisa bersaing di pasar lokal maupun nasional, sekaligus memperkuat citra Lapas Garut sebagai pusat pembinaan kemandirian yang berdaya saing.

Melalui upaya berkelanjutan ini, Lapas Garut optimistis Warga Binaan tidak hanya siap kembali ke masyarakat, tetapi juga mampu membangun usaha dan menciptakan peluang ekonomi yang berkontribusi pada pertumbuhan UMKM di Garut dan sekitarnya.

0 Komentar