Garut – Tragedi Pendopo Garut di rangkaian acara pernikahan Wabup Garut pada Jumat (18/7) lalu tidak hanya menyisakan kerusakan fisik, namun juga meninggalkan luka psikologis mendalam pada beberapa anak yang menjadi saksi mata. Menyadari urgensi pemulihan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut segera bertindak menerjunkan tim untuk memberikan pendampingan trauma.
Kepala UPTD PPA Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut, Santi Susanti, menjelaskan, dua anak berusia 10 tahun yang merupakan teman sepermainan korban meninggal dunia dalam insiden tersebut menjadi fokus utama penanganan.
“Dua orang anak trauma yang ngajak anak yang meninggal,” terang Santi, Sabtu (26/7).
Baca Juga:Petani Garut Waspada, Ancaman Hama Mengintai di Musim Kemarau BasahProyek Tol Getaci di Garut Belum Final, Penlok dan Ganti Rugi Belum Tuntas
Kedua anak ini, kata dia, satu dari Garut dan satu dari Tasikmalaya, langsung menjalani proses pemulihan trauma dengan bimbingan tim psikolog UPTD PPA Garut.
Untuk anak yang berdomisili di Tasikmalaya, penanganan lebih lanjut dirujuk ke UPTD PPA di daerah asalnya guna memastikan pendampingan yang berkelanjutan.
“Jadi dirujuk ke UPTD Tasik, itu langsung ke Tasik, asesmen sama psikolog,” kata Santi.
Ia mengungkapkan, kondisi anak asal Garut menunjukkan perkembangan positif dan tidak lagi mengalami trauma berat. Namun, anak yang berasal dari Tasikmalaya memerlukan pemulihan lebih intensif. Dampak insiden ini begitu terasa bagi mereka. Sesaat setelah kejadian dan mengetahui teman mereka meninggal, rasa takut, tidak nyaman, bahkan stres dan perasaan bersalah muncul saat melihat Alun-Alun Garut atau area sekitar Pendopo.
“Soalnya melihat Alun-Alun jadi enggak betah, suka stres, dan takut, merasa bersalah,” imbuhnya.
Santi juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan sebisa mungkin menghindari kerumunan yang berisiko membahayakan anak-anak.
“Supaya lebih hati-hati, kalau bisa acara kayak itu jangan ikutan karena mengandung risiko buat anak-anak,” pesannya.(rizki)