- Garam
- Molase
- Dolomit
- Bakteri
Keempat bahan ini wajib disiapkan, karena masing-masing punya peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem air kolam. Molase jadi sumber makanan bakteri, garam dan dolomit menjaga kestabilan air, dan bakteri bertugas sebagai “pembersih” kolam sekaligus pengolah limbah.
Tantangan di Balik Suksesnya Kolam Bioflok
Meski kedengerannya gampang, Anton gak menampik bahwa ada tantangan besar dalam budidaya bioflok, terutama soal menjaga keseimbangan jumlah bakteri. Kalau bakteri terlalu sedikit, limbah ikan bisa menumpuk dan bikin air kolam jadi racun. Tapi kalau kebanyakan, malah bisa membuat air kolam tidak stabil.
Di sinilah peran keahlian, ketelatenan, dan jam terbang sangat dibutuhkan. Berkat pengalaman yang panjang, Anton akhirnya menemukan racikan yang pas dalam mengelola keseimbangan ekosistem kolamnya. Hasilnya? Panen maksimal, biaya pakan lebih irit, dan tentunya cuan yang makin lancar!
Baca Juga:Warga Kampung Cijeler Punya Tradisi Unik, Hajat Lembur, Makan Bareng di JalanReaktivasi Jalur Kereta Garut-Cikajang, Warga Menilai Ada Alternatif Pilihan Transportasi
Inspirasi untuk Peternak Pemula
Cerita Anton membuktikan, kalau kamu serius dan mau belajar, sukses di dunia budidaya ikan nila itu bukan sekadar mimpi. Dengan modal kecil, kemauan belajar, dan konsistensi, siapa aja bisa ikutan sukses seperti Anton.
Jadi, buat kamu yang lagi cari peluang usaha di dunia perikanan, metode bioflok ini bisa jadi salah satu pilihan cerdas. Gak cuma hemat lahan, hemat pakan, tapi juga lebih ramah lingkungan!***