Jalur Kereta Api Rancaekek-Tanjungsari Akan Direaktivasi, Begini Sejarahnya

Ilustrasi kereta api jalur Rancaekek-Tanjungsari
Ilustrasi kereta api jalur Rancaekek-Tanjungsari (ist)
0 Komentar

Jembatan Cikuda atau yang lebih dikenal sebagai Jembatan Cincin menjadi salah satu ikon di Jatinangor. Jembatan ini dulunya dibangun menggunakan material beton sebagai solusi penghematan anggaran. Penggunaan beton dipilih karena harganya lebih murah dibanding besi baja, apalagi saat itu harga baja melonjak akibat dampak perang global.

Rencana reaktivasi jalur ini sejatinya bukan hal baru. Pada 13 September 2018, Gubernur Jawa Barat kala itu, Ridwan Kamil, sempat mengumumkan rencana reaktivasi jalur Rancaekek–Tanjungsari bersamaan dengan dua jalur lainnya: Cikudapateuh–Ciwidey dan Banjar–Cijulang. Namun, padatnya permukiman dan infrastruktur jalan yang telah tumbuh di sepanjang trase lama menjadi kendala utama dalam realisasi program tersebut.

Jalur ini sendiri memiliki nilai strategis karena melintasi kawasan Jatinangor, yang saat ini dikenal sebagai pusat pendidikan tinggi. Beberapa institusi besar seperti Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), dan IKOPIN University berada di jalur ini, sehingga jika jalur reaktivasi benar-benar terwujud, mobilitas mahasiswa dan masyarakat dipastikan akan jauh lebih mudah dan efisien.

Baca Juga:BUMDes Diutamakan Harus Masuk Sebagai Penyuplai Program Makan Bergizi GratisJalur Kereta Api Garut–Cikajang Pernah Dibongkar di Masa Pendudukan Jepang, Kini Menanti Reaktivasi

Kini, rencana penghidupan kembali jalur Rancaekek–Tanjungsari menjadi babak baru dalam upaya memulihkan jejak sejarah perkeretaapian di Jawa Barat sekaligus menghadirkan solusi transportasi massal ramah lingkungan di tengah pertumbuhan kota dan permukiman yang semakin padat.***

0 Komentar