GARUT – Satpol PP Kabupaten Garut pernah beberapa kali mengamankan pengamen di traffic laight perempatan jalan Samarang-Jalan Otista. Hal itu dikarenakan adanya beberapa pengaduan dari masyarakat.
” Untuk yang itu, kawan kami memang kalau patroli menemukan itu atau ada pengaduan, sering itu pengaduan lebih dari berapa kali ya, di sepanjang 2024 pengaduan di perempatan itu sering,” ujarnya, Rabu (1/1).
Ia menjelaskan, jika hanya sekedar mengamen dan tidak mengganggu pengendara masih diperbolehkan, tapi jika memakai bahan bakar bensin dan api tidak diperbolehkan karena membahayakan orang lain.
Baca Juga:Liburan Nataru, Kunjungan ke TS Cikembulan MeningkatSatpol PP Garut Kejar-kejaran dengan Mobil Pengangkut Miras Bak di Film Laga, Bagaimana Akhirnya?
“Mereka itu mengamen, kalau mengamen biasa hiburan atau apa. kami sepanjang tidak mengganggu dipersilahkan, tapi kalau memang sudah Itu kan bahaya minyak tanah atau bensin atau apa kan dikhawatirkan terjadi kecelakaan baik dirinya ataupun yang lain. Bagi pengendaranya juga,” ucapnya.
Satpol PP Garut kata Iwan, beberapa kali pernah mengamankan peralatan pengamen kuda lumping, namun pengamen itu kembali lagi tak kapok.
“Itu pernah beberapa kali kami amankan, mereka datang lagi, datang lagi. Sudah kami ingatkan, bahkan pernah kami amankan alatnya, kuda lumpingnya, terus pecutnya, kami simpan. Beberapa lama kemudian mereka kembali lagi. Pernah lebih dari sekali itu diamankan, tapi datang lagi-datang lagi. Mungkin harus pakai yang lain,” katanya.
Namun demikian kata Iwan, pengamen seperti ini tidak bisa diberikan sanksi hukum selama tidak ada tindak kriminal yang mereka lakukan.
Terkecuali jika ada tindakan pidana seperti memaksa yang bisa dikategorikan pungli.
“Ada unsur kriminalnya ngga? paling treatmentnya tidak akan beda dengan cara kami diamankan. Kalau ada unsur misalnya, dia minta, memaksa, itu kan pungli. Itu dikenakan pasal kriminal pungli. Tapi kalau begitu mungkin keresahan, gangguan ketentraman biasanya diarahkan ke Satpol. Kami itu berkolaborasi dengan dinas sosial. Kami kesanakan barangkali bisa dibina oleh dinas kawan kami dari dinas lain. Tapi keterbatasan, mungkin pembinaannya tidak simultan, jadi mereka kembali lagi, yang kami itu sering ditertibkan, Kadang sebulan itu dua kali. Berapa lama mereka kapok, datang lagi,” tambahnya.