Memajukan Perawatan Diabetes yang Dipimpin oleh Perawat untuk Bangsa yang Lebih Sehat: Call for Action

Asep Badrujamaludin, BN.,MN.,RN (Dosen Keperawatan Universitas Jenderal Achmad Yani dan Mahasiswa PhD di Natio
Asep Badrujamaludin, BN.,MN.,RN (Dosen Keperawatan Universitas Jenderal Achmad Yani dan Mahasiswa PhD di National Cheng Kung University (NCKU)-Taiwan
0 Komentar

Ada beberapa faktor yang berkontribusi termasuk:

Yang sama kritisnya adalah kekurangan tenaga kesehatan terlatih , terutama perawat yang terampil dalam manajemen diabetes. Di banyak Puskesmas , seorang perawat dapat melayani ratusan pasien tanpa dukungan khusus atau pelatihan terkini tentang edukasi diabetes dan perawatan luka (Organisasi Kesehatan Dunia [WHO], 2024a). Tanpa pemberdayaan perawat, program diabetes di pedesaan tidak dapat berjalan secara berkelanjutan.

Keterbatasan infrastruktur semakin memperparah ketimpangan. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes, 2023), banyak fasilitas kesehatan di pedesaan masih kekurangan tes HbA1c dan glukometer yang andal. Akibatnya, tenaga kesehatan terpaksa mengandalkan metode diagnostik yang ketinggalan zaman atau tidak konsisten, yang berarti banyak pasien tetap tidak terdiagnosis hingga muncul tukak atau infeksi ketika pengobatan jauh lebih mahal dan hasilnya lebih buruk.

Rendahnya literasi kesehatan masyarakat memperparah masalah struktural ini. Sebuah studi oleh Kusnanto dkk. (2023) mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang pencegahan diabetes dan perawatan kaki masih rendah di kalangan penduduk pedesaan, dengan banyak orang tidak menyadari tanda-tanda peringatan dini atau pentingnya pemantauan glukosa. Misinformasi dan ketergantungan pada pengobatan tradisional seringkali menunda perilaku mencari pengobatan.

Baca Juga:Di Balik Kisah Viral Zulfa, Bocah Garut yang Tetap Sekolah Sambil Merawat Adik, Kejar Mimpi Jadi FotograferAnggota DPRD Garut Kunjungi Lansia Sebatang Kara, Lumpuh dan Tak Dapat Bansos

Solusi

Memberdayakan pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) dan perawat di pedesaan melalui pendidikan diabetes terstruktur, integrasi kesehatan digital, dan program pencegahan berbasis masyarakat yang didukung oleh Kementerian Kesehatan. Memberdayakan pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) dan perawat di pedesaan melalui pendidikan diabetes terstruktur, integrasi kesehatan digital, dan program pencegahan berbasis masyarakat yang didukung oleh Kementerian Kesehatan.

Sebuah meta-analisis oleh Harris dkk. (2014) menunjukkan bahwa program peningkatan kualitas diabetes di pedesaan menurunkan HbA1c sebesar 0,41 poin , menunjukkan efektivitas intervensi berbasis layanan kesehatan primer.

Pedoman Layanan Kesehatan Primer WHO (2023) menegaskan bahwa pengalihan tugas kepada perawat dan strategi kesehatan digital hemat biaya, aman, dan meningkatkan luaran di lingkungan dengan sumber daya terbatas. Strategi Transformasi Kesehatan Digital Indonesia (2023) menawarkan kerangka kerja yang sudah ada untuk meningkatkan skala telemedis, registrasi, dan pemantauan jarak jauh menjembatani kesenjangan antara pasien di pedesaan dan spesialis di perkotaan (Kemenkes RI, 2023).

0 Komentar