Kades di Garut Mengeluh DTSEN Tidak Sesuai Fakta di Lapangan

Erik Ahmad, Kades Padaasih, (Istimewa)
Erik Ahmad, Kades Padaasih, (Istimewa)
0 Komentar

GARUT – Tak cuma Anggota DPRD Garut yang mengeluhkan data DTSEN (Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional) yang dinilai tidak valid.

Namun kalangan kepala desa di Garut juga banyak yang mengeluh, karena pendataan orang miskin di DTSEN tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Padaasih, Kecamatan Pasirwangi, Erik Ahmad.

Baca Juga:Wabup Garut Yakinkan Tidak Ada Pemotongan Tukin, Kinerja Dituntut Harus MaksimalDesa Cintaasih Samarang Alokasikan Dana Desa Rp60 Juta untuk SID di Kantor Desa

“Terkait DTSEN, hampir di semua desa di Garut itu tidak sesuai dengan fakta yang di lapangan. Contoh di desa saya juga ada seorang lansia janda masuk desil 6, itu kan sudah tidak cocok, sudah tidak relevan lah terbalik jauh data dengan kenyatatan di lapangan,” ujarnya.

Akibatnya, kata Erik, warga yang benar-benar miskin seperti ini tidak bisa mendapatkan bansos pemerintah karena dalam DTSEN terdata di desil 6. Sementara untuk mendapatkan bansos pemerintah, harus masuk di desil 1 sampai desil 4.

“Itu semua desa DTSEN tidak sesuai dengan fakta di lapangan,” ujar Erik.

Sebelumnya Anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan juga menyampaikan kasus serupa. Yudha menyebut seorang lansia duafa di Kampung Cihalimun, Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu, hidup dalam kondisi mengkhawatirkan.

Namun sayangnya, lansia duafa ini malah terdata di desil 6 di dalam DTSEN. Akibatnya lansia duafa ini tidak bisa mendapatkan bansos apapun dari pemerintah.

Yudha bahkan menduga bahwa kesalahan data seperti ini tidak terjadi pada satu dua orang saja, melainkan masih banyak kasus serupa.

“Kemungkinan masih banyak kasus seperti ini,” ujar Yudha, Selasa malam (28/10).

Di sisi lain, Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Garut, Dedeng Hamam sebelumnya mengungkapkan bahwa perbaikan data DTSEN masih terus berjalan.

Baca Juga:Jelang Laga Perdana Melawan Perses Sumedang, Persigar Percaya Diri Bisa Raih Poin PenuhSMA di Garut Terancam Digusur Akibat Sengketa Tanah, Dadan Wadiansyah Minta Proses Belajar Tetap Berjalan

Kemungkinan salah data di DTSEN, menurutnya akibat migrasi data belum tuntas sehingga masih ada data-data kemiskinan yang tidak valid.

Sekarang ini, verifikasi dan validasi juga terus berjalan, khususnya untuk penerima bansos PKH, BPNT dan BLT Kesra. Namun demikian, verifikasi dan validasi memang belum dilakukan menyeluruh terhadap seluruh data kemiskinan.(Feri)

0 Komentar