Dari Kota Garut, ambil rut eke Cikajang, lalu belok kanan kea rah Bungbulang, dan lanjut ke Desa Penanjung. Setelah tiba di area parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10-15 menit menuju curug. Jalurnya nyaman dan dikelilingi panorama alam hijau yang menyegarkan.
Jika ingin berkunjung, anda bisa datang di hari apapun karena curug nya buka setiap hari pada pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Waktu terbaik berkunjung ke curug Sanghyang Taraje adalah pagi hari, saat udara masih sejuk dan tempat nya belum ramai.
Berwisata ke curug ini tak merogoh kocek banyak, dengan harga tiket sebesar 10 Ribu Rupiah anda Sudah dapat menikmati keindahan nya. untuk biaya parkir sebesar Rp 5000 baik motor atau mobil.
Baca Juga:Kriuknya Bikin Rindu! Dorokdok, Makanan Khas Garut yang Wajib DicobaBikin Lapar Seketika! 3 Restoran Terbaik di Garut dengan Cita Rasa Sunda Autentik
Kabupaten Garut dikenal sebagai salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki pesona alam luar biasa. Mulai dari pegunungan, danau, pantai sampai sumber air panas alami, semua bisa kamu temukan di kota yang memiliki julukan Swiss van Java.
Tak heran jika Garut selalu jadi tujuan favorit wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan udara sejuk khas dataran tinggi. Dengan banyak nya destinasi wisata alam yang dimiliki, salah satu daya Tarik utama nya adalah deretan air terjun yang tersebar di beberapa daerah.
Setiap Curug atau air terjun di Garut punya pesona nya tersendiri, mulai dari yang mudah dijangkau hingga tersembunyi di tengah hutan. Diantara berbagai macam curug, ada satu curug yang Namanya kerap disebut karena keindahanya, yaitu Curug Sanghyang Taraje.
Curug tersebut dikenal dengan aliran air yang deras dan menjulang tinggi, menciptakan pemandangan menabjubkan di tengah hijaunya pepohonan. Curug ini bukan sekedar tempat berswafoto, tetapi juga tempat untuk menenangkan diri yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan,
Sejarah singkat Curug Sanghyang Taraje
Nama “Sanghyang Taraje” sendiri memiliki makna yang cukup dalam pada tatanan bahasa Sunda. Kata “Sanghyang” biasanya digunakan sebgai sebutan kehormatan bagi sosok raja atau dewa, sedangkan “Taraje” berarti tangga.