GARUT – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk memenuhi program tersebut, tentunya dibutuhkan ketersediaan pangan yang melimpah, terutama bahan makanan yang digunakan dalam MBG.
Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, apakah dengan berjalannya program MBG, berdampak terhadap kurangnya stok pangan di pasar tradisional.
Baca Juga:BPK Temukan Kekurangan Volume Pekerjaan di Dinas PUPR Garut, Begini Tanggapan Kadis PUPRPolres Garut Ungkap Jaringan Sabu Asal Jakarta, Dua Pelaku Diringkus di Tarogong Kaler
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga, menyebut, program MBG ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap pedagang di pasar tradisional. Menurutnya, stok bahan makanan di pasar tradisional tetap aman dengan berjalannya program ini.
“Sebetulnya tidak, karena ini ada yang memang untuk kebutuhan reguler dan ada yang memang khusus untuk MBG, dan untuk yang MBG biasanya itu tidak mengambil jatah dari para pedagang,” Ujar Beni Yoga, Kamis (9/10).
Beni mengatakan, bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di dapur MBG sudah bekerjasama dengan vendor-vendor untuk memenuhi pasokan tersebut. Artinya tidak mengganggu pasokan ke pasar tradisional.
” Vendor itu bermitra dengan SPPG, misalnya ada kontrak dengan siapa gitu,”katanya.
” Jadi tidak beli ke pedagang dan tidak mengambil jatah pedagang, karena kan ini jumlah skalanya besar meskipun ada beberapa yang berhubungan langsung dengan pedagang tapi belum menyeluruh,” Ujarnya.
Kendati begitu, menurut Beni, sejauh ini program MBG belum berjalan secara keseluruhan, sehingga dampaknya belum begitu terlihat di pasar tradisional.
” Tapi kalau semua SPPG di Garut beroperasi mungkin saja bisa terganggu, kalau sekarang belum terlihat karena belum semuanya ada, di Garut kan targetnya 300 SPPG kalau saja 50 persenya sudah beroperasi bisa saja jadi berdampak,”pungkasnya. (Ale)