GARUT – Anggota DPRD Jabar Fraksi PKS Ahab Sihabudin soroti kasus bullying yang saat ini masih kerap terjadi di beberapa daerah, termasuk dugaan perundungan yang terbaru di Kabupaten Garut.
Menurutnya, kondisi mental masyarakat semakin kesini semakin rentan, sehingga ketika diterpa dengan permasalahan yang tidak terlalu besar saja langsung terdampak bahkan signifikan.
Padahal menurut Ahab, permasalahan-permasalahan tersebut masih dalam artian masalah yang masih bisa diperbaiki atau diselesaikan dengan baik, bahkan cukup dengan komunikasi.
Baca Juga:Ahab Sihabudin Ajak Masyarakat dan Desa Sadar HukumSekda Garut Dorong Calon Kadisdik Baru Aktif Turun ke Lapangan, Jangan Hanya Diam di Kantor
“Masyarakat semakin rentan, mentalitasnya semakin hari semakin lemah, sehingga dengan sentilan-sentilan kecil atau sederhana tapi dampaknya bisa sangat besar. Maka dari itu pendidikan Agama harus ditingkatkan, pendidikan akhlak, konseling harus ditingkatkan, Guru juga harus lebih bermoral karena ini (masalah-masalah yang terjadi) faktornya moralitas, akhlak,” tegasnya.
Sebagai politisi yang memiliki pengalaman cukup lama di bidang pendidikan, yakni 13 tahun sebagai Guru di Sekolah, menurutnya apa yang kurang saat ini adalah aspek kedekatan emosional. Baik itu antara guru dengan murid maupun dengan orang tua siswanya.
“Dalam perilaku keseharian, Guru seharusnya lebih dekat dengan murid bahkan orang tua. Tidak hanya menyampaikan ilmu saja. Bedanya dulu dengan sekarang, interaksi guru, anak didik bahkan orang tua relatif kurang intensif. Kalau sekarang cenderung interaksi guru itu hanya kepada anak saja, tidak dengan orang tua, sehingga guru melakukan tindakan sesuatu, orang tua menanggapinya negatif,” katanya.
Berbeda ketika Ahab sebagai seorang pendidik di sekolah, pihaknya cukup sering melakukan home visit atau kunjungan ke rumah peserta didik untuk berinteraksi terkait progres pendidikan anak serta menjalin komunikasi sangkan pendidikan anak semakin berkualitas, motivasi anak lebih kuat bahkan masalah-masalah atau kendala yang dihadapi peserta didik baik itu dari aspek individu atau lingkungan bisa terselesaikan.
“Dulu saya sering melakukan home visit, sekarang sepertinya agak jarang dilakukan guru. Kedepan guru home visit ini harus ada dan lebih intensif lagi untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak, serta mengantisipasi bahkan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang sifatnya non akademis, seperti masalah sosial dan lainnya,”pungkasnya. (adv)