BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mendorong perbaikan tata ruang desa sekaligus melontarkan wacana penggunaan sistem e-voting dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Jawa Barat di Gedung Sate, Kamis (15/5).
Dalam sambutannya, Dedi menyoroti kerusakan tata ruang yang terjadi di sejumlah wilayah desa di Jawa Barat. Menurutnya, kerusakan tersebut banyak disebabkan oleh pendekatan kebijakan yang lebih mengedepankan aspek politis ketimbang konservasi lingkungan.
“Sebabnya pendekatan yang digunakan lebih politis dari pada kepentingan konservatif,” cetusnya.
Baca Juga:Wacana Larangan Siswa Bawa Motor ke Sekolah, Ini Tanggapan Sekda Garut dan DPRDDLH Garut Soroti Dua Langkah Penting Hadapi Cuaca Ekstrem
Ia menekankan pentingnya pelestarian lingkungan dalam pembangunan desa. Mengingat masyarakat desa hidup berdampingan langsung dengan alam, pendekatan berbasis ekologi dinilai krusial agar pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.
Lebih lanjut, Dedi juga menyoroti pentingnya pelestarian budaya lokal. Ia menyebut banyak kepala desa saat ini yang mulai kehilangan koneksi dengan akar budaya dan nilai-nilai kearifan lokal, sehingga konsep pembangunan desa menjadi kurang menyatu dengan karakter masyarakatnya.
Termasuk sering mengalami keresahan dalam memimpin desa. “Kades kehilangan koneksi dengan alam dan leluhurnya. Kami harap APDESI mengajarkan para kades untuk kembali ke lingkungan,” cetusnya.
Dalam kesempatan itu juga, KDM sempat melontarkan wacana untuk pemanfaatan evoting dalam pelaksanaan Pilkades. “Ini untuk mempermudah juga,” imbuhnya.
Di sisi lain, Pemprov juga menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia berharap para akademisi atau pakar dari kampus seperti ITB maupun kampus lain bisa menjadi konsultan atau pendamping.
“Jadi bisa satu kecamatan satu konsultan. Bantu desain tata ruang desa dan berbagai persoalannya,” bebernya.