Gubernur Dedi Mulyadi Ingin Anak Sekolah Jangan Lagi Dibebani PR, SD Fokus Calistung Jangan Dibebani Digital

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (LEMPUR PAKUAN CHANNEL)
0 Komentar

RADAR GARUT – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menggagas perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Ia ingin ada perubahan kurikulum pendidikan untuk menghapuskan kebiasaan yang keliru dan berdampak tidak baik terhadap anak-anak.

Dalam tayangan youtube @LEMBUR PAKUAN CHANNEL belum lama ini, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa dirinya akan turut merumuskan kurikulum bersama Kemendikdasmen untuk mengubah kebiasaan yang tidak harusnya ada di dunia pendidikan.

Diantara kebiasaan yang harus dihilangkan dari dunia pendidikan adalah PR (pekerjaan rumah). Dedi Mulyadi menginginkan agar anak-anak itu menghabiskan seluruh pembelajaran di sekolah. tidak boleh anak-anak pulang dibebani lagi dengan PR.

Baca Juga:Yudha Anggota DPRD Garut Tengok Korban Luka Tertimpa Longsor di CikajangPetugas Damkar Garut Bantu Bersihkan Lumpur Pasca Banjir di Cisurupan

“habiskan seluruh pembelajaran di sekolah. tidak boleh anak-anak pulang ke rumah ditumbuki PR. karena PR itu bertentangan dengan spirit pendidikan,” ujar Dedi Mulyadi.

Selain itu kata Dedi, dari segi penamaan pun sudah sangat keliru. PR itu adalah pekerjaan rumah yang identik dengan pekerjaan di rumah, bukan pekerjaan dari sekolah dibawa ke rumah.

“Kenapa, karena judulnya juga pekerjaan rumah. kalau pekerjaan rumah itu, bersihin kamar itu pekerjaan rumah, bersihin toilet itu pekerjaan rumah, nyuci itu pekerjaan rumah, nyetrika pekerjaan rumah, masak pekerjaan rumah, ngasih makan sapi, ngasih makan ayam pekerjaan rumah, ngasih makan ikan pekerjaan rumah, itu pekerjaan rumah. Tapi kalau dari sekolah dibawa ke rumah itu bukan pekerjaan rumah ,itu pekerjaan sekolah,” ujarnya.

Oleh karena hal itu adalah pekerjaan sekolah, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pekerjaan itu harus diselesaikan di sekolah, jangan dibawa ke rumah.

“Sama dengan pekerjaan kantor, jangan suka membawa pekerjaan kantor di rumah, selesaikan di kantornya sampai tuntas baru pulang ke rumah,” ujar Dedi Mulyadi.

“Tapi jangan pura-pura menyelesaikan pekerjaan kantor padahal punya pacar baru,” ujarnya dengan nada bercanda.

Selanjutnya Dedi Mulyadi juga menginginkan sekolah ini fokus, namun juga dia menginginkan di sekolah tidak terjadi penumpukan pelajaran.

Baca Juga:Gubernur Dedi Mulyadi Ingatkan Ancaman Terhadap Anak dari Makanan dan Minuman BerbahayaBanjir Lumpur Kembali Merendam Jalan Cisurupan-Cikajang di Cisero, Air Meluap dari Sungai Ciharemas

Menurutnya, selama ini pendidikan di Indonesia itu terlalu banyak pelajaran, yang pada akhirnya tidak fokus.

” Kita ini pelajaran terlalu banyak, karena terlalu banyak, hiji ge eweuh nu apal. petakan gerakan dasar saja, misalnya SD sudah fokus pada calistung, baca nulis ngitung,” ujarnya.

0 Komentar