Garut – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menjadi hal menakutkan bagi para peternak di Kabupaten Garut. Penyakit ini menyebar dengan cepat dan menyerang berbagai jenis ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, serta domba, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Beni Yoga, mengungkapkan bahwa jumlah kasus PMK di wilayahnya telah mencapai 760 kasus.
“Saat ini, dari total kasus tersebut, lebih dari 600 ekor ternak telah pulih, sekitar 80 masih dalam perawatan, dan 40 ekor lainnya tidak dapat diselamatkan,” ujarnya, Sabtu (8/3).
Baca Juga:Bansos di Bulan Ramadan, Dinsos Garut: Sudah Tersalurkan Sejak FebruariYudha Anggota DPRD Garut Tengok Rumah Abah Uca yang Roboh Diterjang Hujan dan Angin Kencang
Meskipun jumlah kasusnya tinggi, Beni menegaskan bahwa PMK di Garut masih dalam kendali, mengingat populasi ternak di daerah ini mencapai 30.000 ekor. Dengan demikian, tingkat penyebarannya hanya sekitar 1,5 persen, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap pasokan daging.
“Pasokan daging dari sapi dan kerbau masih aman. Kami memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi meskipun ada kasus PMK,” jelasnya.
Namun, Beni mengakui adanya kendala dalam upaya vaksinasi karena sebagian peternak masih ragu dan menolak vaksin. Beberapa dari mereka khawatir bahwa vaksinasi justru akan membuat ternak sakit.
“Ini lebih kepada kekhawatiran peternak sendiri. Ada anggapan bahwa setelah divaksin, ternak malah jadi sakit, padahal sebenarnya ini hanya reaksi biasa, seperti demam ringan pada manusia setelah menerima vaksin,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa proses vaksinasi dilakukan dengan prosedur ketat sesuai standar operasional. Petugas yang keluar masuk kandang selalu menjalani sterilisasi guna menghindari penyebaran penyakit.
Beni menambahkan bahwa mayoritas peternak telah menerima vaksinasi, meskipun ada beberapa yang terlambat mengikuti program ini. Hal tersebut menyebabkan sebagian ternak yang tidak divaksinasi menjadi lebih rentan terhadap serangan PMK.
“Kami terus mengimbau peternak untuk tidak menolak vaksin, karena ini adalah langkah terbaik dalam melindungi ternak mereka dari wabah PMK,” pungkasnya.(rizki)