GARUT – Jumlah bantuan Rutilahu (rumah tidak layak huni) di Kabupaten Garut sepanjang tahun 2024 jumlahnya mencapai 807 unit, angka tersebut menurun cukup siginifikan apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Disperkim Kabupaten Garut, Nadia, di kantornya, Selasa (14/1).
Bantuan itu kata Nadia, ada yang dari Pusat, provinsi dan kabupaten Garut.
Baca Juga:Sampah Menumpuk di Jembatan Jalan Ibrahim Adjie, Kadis LH Garut Katakan IniBendungan Copong Garut Kerap Jadi Tempat Aksi Kejahatan dan Kenakalan Remaja
“Kalau tahun 2024 itu menurun jika dibanding tahun 2023, kalau 2024 dari Banprov jumlahnya 140 unit, BSPS 487 unit, dan dari APBD jumlahnya sekitar 180an unit,” ujar Nadia.
“Itu dari bulan Januari sampai Desember 2024, ada 2 kali pencairan. Kalau 2025 belum, kayanya akan ada penurunan juga,” sambungnya.
Nadia menyebutkan bahwa ratusan rutilahu itu ditemukan dari berbagai macam laporan. “misalnya ada yang dari usulan desa atau kecamatan, ada juga hasil dari musrenbang, ada juga temuan langsung, seperti kunjungan dari pak PJ,” katanya.
Adapun bantuan untuk rutilahu nominalnya itu berbeda-beda, “misalnya dari APBD Rp15 juta, kalau provinsi dan pusat Rp20 juta, itu mau cukup atau tidak namanya stimulan, harus ada swadaya dari masyarakat juga. Semuanya juga sama begitu,” ujarnya.
Sementara terkait dengan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam jumlahnya sekitar 22 unit rumah, “Kalau dari bencana hidrometologi itu beda lagi, ada dari bagian penanganan itu hampir Rp. 425 juta untuk 22 unit rumah,” pungkasnya. (Ale)