GARUT – Penuhnya kios di Pasar Ciawitali Kabupaten Garut menjadi faktor utama bagi para pedagang yang menggelar lapak di pinggir jalan Merdeka sepanjang dari Mako Dinas Pemadam kembakaran yang lama sampai ke arah SMAN 1 Garut.
Deni (35) pedagang sayuran asal Karangpawitan, menyampaikan di dalam pasar Ciawitali sudah penuh. Hal itulah yang membuat mereka menggelar lapak di pinggir jalan.
” Ya tos parinuh di lebet mah, ayena sesah milarian tempat, da batas na ge dugi kadieu (iya sudah penuh di dalem mah, sekarang mah susah mencari tempat, da batas nya juga sampai kesini),” ujarnya, saat diwawancarai, Senin (30/12).
Baca Juga:Meski Menang di Pertandingan Akhir, Persigar Gagal Lolos ke Babak 8 Besar Liga 4 Seri 1 JabarLonjakan Wisatawan di Gunung Guntur Dongkrak Penghasilan Pelaku Usaha Wisata di Akhir Tahun 2024
Pemerintah daerah sendiri menurut Deni, memberikan waktu bagi pedagang di pinggir jalan untuk boleh berjualan.
“Ari ti pemerintah batas na dugi tabuh 10 tos beres, satpol Pp ge sok Aya kadieu (kalau dari pemerintah mah dibatasi sampai jam 10 sudah beres, satpol Pp juga sering kesini),” tambahnya.
Selain itu, para pedagang sayuran di pinggir jalan hanya dikenakan biaya untuk bayar iuran sampah ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan listrik.
“Paling Iuran bayar sampah dan listrik, ke DLH 2000 sehari pengurusnya ada di belakang Indomaret, pami listrik mah sasasih 50 (kalau listrik mah sebulan 50),” katanya.
Kalau dari segi harga, antara pedagang di pinggir jalan dengan di dalam pasar, sama saja tidak ada bedanya.
Deni juga berharap kepada Bupati terpilih nanti bisa mengakomodir mereka untuk berjualan di tempat yang layak.
“Pami direlokasi mah meren di tempat lokasi NU layak, Ari resep rame rame na mah nya di pinggir jalan (kalau di relokasikan mah ketempat lokasi yang layak, kalau ramai nya mah dipinggir jalan),” pungkasnya. (rizka)