4. Kurang Konsisten dalam Branding dan Promosi
Di tahun pertama, UMKM sering mencoba banyak hal sekaligus. Hari ini pakai logo A, besok ganti logo B.
Konten media sosial yang tidak konsisten, kadang aktif, kadang menghilang, akibatnya brand sulit dikenal dan diingat oleh konsumen.
Jangan terjebak pikiran kalau branding itu cuma buat perusahaan besar. Buat UMKM, modalnya cukup konsisten saja.
Baca Juga:Kompensasi Dijanjikan, Kusir Delman Garut Masih Bertahan Tanpa KepastianPohon Karet Tumbang Akibat Cuaca Ekstrem, Jalur Desa Cisaat Kadungora Sempat Lumpuh
Tidak perlu desain mahal, yang penting wajah bisnis kamu tidak berubah-ubah. Dari nama sampai cara komunikasi, semuanya harus punya ‘benang merah’ yang jelas.
Tanpa konsistensi, jangan harap orang bisa percaya. Padahal, kalau pelanggan sudah percaya, jualan apapun pasti jauh lebih gampang.
5. Mengabaikan Pemasaran Digital
Ternyata masih ada saja UMKM yang berfikir bahwa digital marketing itu tidak penting, apalagi jika bisnisnya masih skala rumahan.
Padahal, zaman sekarang media sosial dan toko online itu senjata paling ampuh untuk promosi yang modalnya minim.
Jebakannya bukan hanya bermain digital, tapi main asal-asalan. Intinya, digital marketing itu wajib direncanakan, meski rencananya cuma coret-coretan di buku biasa.
6. Ingin Cepat Besar Tanpa Fondasi yang Kuat
Semangat berkembang itu bagus, tapi jangan terburu nafsu. Memperbesar skala usaha, buka cabang, atau launching produk baru padahal fondasi belum kuat, itu akan menjadi masalah.
Sering terjadi UMKM belum siap secara operasional, tapi nekat melangkah jauh. Tahun pertama seharusnya jadi ajang stabilisasi, matangkan produk, kenali betul pasar, dan bangun sistem kerja yang efektif.
Baca Juga:Adu Mulut Hingga Penganiayaan Masalah Retribusi di Pantai Santolo Garut, Berakhir di Kantor Polisi5 Aktivitas Seru di Rumah Bersama Anak Tanpa Gadget, Dijamin Nggak Membosankan
Pertumbuhan yang sehat butuh kesabaran ekstra, pastikan dasarnya kuat sebelum lari kencang.
7. Tidak Mau Belajar dari Kesalahan
Jatuh bangun dalam bisnis itu merupakan hal yang lumrah. Masalahnya bukan di kesalahannya, tapi ada saatnya malas evaluasi diri dan belajar dari kejadian itu.
8. Kurang Mengatur Waktu dan Energi
Berhenti melakukan semuanya sendirian. Banyak pelaku UMKM burnout sebelum berkembang karena merasa harus pegang kendali di setiap lini.
Padahal, tanpa skala prioritas dan pembagian tugas yang jelas, energi akan cepat habis untuk hal-hal sepele.
Tahun pertama itu fase transisi dari idealisme ke realita. Kesalahan-kesalahan yang ada bukan bukti gagal, tapi bukti sedang belajar. Kabar baiknya, selama bersedia mengevaluasi diri sejak dini, lubang-lubang kesalahan itu bisa diperbaiki.
