Penting! 8 Kesalahan UMKM Yang Sering Terjadi Di Tahun Pertama

Penting! 8 Kesalahan UMKM Yang Sering Terjadi Di Tahun Pertama. (Rizki/Radar Garut)
Penting! 8 Kesalahan UMKM Yang Sering Terjadi Di Tahun Pertama. (Rizki/Radar Garut)
0 Komentar

RADARGARUT.ID – Tahun pertama itu sebenarnya masa ‘hidup atau mati’ buat UMKM. Memang biasanya saat memulai usaha sedang semangat-semangatnya, ide juga lagi kencang-kencangnya.

Tapi hati-hati, justru di fase bulan madu inilah banyak jebakan tersembunyi. Seringkali bisnis tumbang bukan karena produknya nggak laku, tapi sesederhana karena si pemilik salah ambil ancang-ancang sejak hari pertama.

Berikut ini 8 kesalahan UMKM yang paling sering terjadi di tahun pertama usaha.

Baca Juga:Kompensasi Dijanjikan, Kusir Delman Garut Masih Bertahan Tanpa KepastianPohon Karet Tumbang Akibat Cuaca Ekstrem, Jalur Desa Cisaat Kadungora Sempat Lumpuh

1. Terlalu Fokus pada Produk, Lupa pada Pasar

Punya produk bagus itu penting, tapi relevansi jauh lebih penting. Kesalahan fatal pengusaha pemula adalah terlalu fokus pada kualitas produk versi mereka sendiri, tapi mengabaikan kebutuhan pasar yang sebenarnya.

Jangan sampai terjebak bikin sesuatu yang nggak dicari orang. Riset pasar nggak selalu butuh modal besar, coba tes ombak dalam skala kecil dulu.

Ingat, produk juara adalah produk yang mampu menjawab masalah konsumen, bukan cuma memuaskan ego pemiliknya.

2. Tidak Memisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha

Mencampur uang pribadi dan bisnis itu ibarat meracuni usaha sendiri pelan-pelan, dan ini sering terjadi di tahun pertama.

Pemasukan yang langsung ‘diserobot’ untuk bayar listrik rumah atau belanja bulanan, tanpa ada pencatatan yang rapi.

Dampaknya, kita buta sama kondisi finansial tidak jelas untung ruginya berapa, dan bikin rencana ke depan juga susah. Intinya permasalahan keuangan harus pisahkan dari awal. Anggap saja uang bisnis itu ‘makhluk’ terpisah yang harus dijaga ketat.

3. Menentukan Harga Tanpa Perhitungan Matang

Satu lagi jebakan yang sering bikin UMKM tumbang yaitu asal pasang harga. Banyak banget yang cuma ‘ngintip’ harga tetangga sebelah atau pakai ilmu kira-kira saja tanpa mau pusing hitung biaya produksi sampai detail.

Baca Juga:Adu Mulut Hingga Penganiayaan Masalah Retribusi di Pantai Santolo Garut, Berakhir di Kantor Polisi5 Aktivitas Seru di Rumah Bersama Anak Tanpa Gadget, Dijamin Nggak Membosankan

Ada juga yang banting harga agar laku keras, tapi ternyata malah boncos karena lupa hitung margin.

Kalau ini dibiarkan, capeknya nggak sebanding sama hasil. Lama-lama semangat bisa habis sendiri. Sebenarnya, harga itu harus mencakup semuanya, mulai dari bahan baku, tenaga kita sendiri, operasional, baru ditambah untung yang masuk akal.

0 Komentar