RADARGARUT.ID – Kabar menghebohkan datang dari industri AI, dimana Nvidia dikabarkan mencaplok pesaing paling seriusnya yaitu, Groq.
Groq merupakan salah satu dari sejumlah startup dan perusahaan besar, seperti Google milik Alphabet Inc., yang selama ini mengembangkan chip AI sendiri.
Startup ini sebelumnya tengah mempersiapkan diri menjadi pesaing Nvidia dalam industri chip Artificial Intelligence.
Baca Juga:Daftar Cuti Bersama dan Libur Nasional Resmi Pemerintah Pada Kalender 2026Tabel KUR BRI Pinjaman 100 Juta: Angsuran 2 Juta Per Bulan atau 72 Ribu per Hari
Groq berdiri pada 2016 dan berfokus mengembangkan LPU (language processing unit), yaitu prosesor yang dirancang khusus untuk kebutuhan inferensi kecerdasan buatan. Produk tersebut diposisikan sebagai alternatif dari GPU milik Nvidia.
Selama ini, Nvidia masih menjadi pemain dominan dalam pasar chip untuk pelatihan AI. Namun, beberapa analis menilai persaingan di segmen inferensi berpotensi semakin ketat.
Hal ini disebabkan oleh kehadiran chip khusus, seperti TPU buatan Google, serta LPU milik Groq, yang dinilai lebih optimal untuk tugas-tugas tertentu.
Sebagai contoh, LPU diklaim mampu bekerja lebih cepat dan lebih hemat energi untuk beberapa jenis model AI karena memanfaatkan teknologi memori SRAM yang tertanam langsung di dalam chip.
Sebaliknya, GPU Nvidia masih mengandalkan memori HBM eksternal yang diproduksi oleh perusahaan seperti Micron dan Samsung
Benarkan Groq Diakuisisi Nvidia?
Melansir dari informasi terbaru, Nvidia tidak membeli Groq sebagai satu entitas perusahaan. Groq tetap beroperasi sebagai perusahaan independen dan akan terus menjalankan bisnisnya sendiri.
Nvidia menandatangani perjanjian lisensi non-eksklusif atas teknologi chip AI milik Groq, yang memberikan Nvidia hak untuk menggunakan teknologi tersebut tanpa berarti mengambil alih atau membeli Groq sebagai perusahaan secara penuh.
Baca Juga:HP Xiaomi Mirip iPhone 17? Ini Fakta Desain dan Fitur Xiaomi 17 Pro MaxPerbandingan Spesifikasi Xiaomi 17 Pro Max vs iPhone 17 Pro Max, Mana yang Lebih Baik?
Dalam kesepakatan tersebut, Nvidia juga menarik sejumlah jajaran penting Groq, termasuk pendiri sekaligus CEO Jonathan Ross, presiden perusahaan, serta beberapa karyawan lainnya untuk bergabung.
Menurut laporan CNBC, nilai kerja sama antara Nvidia dan Groq diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS.
Jika angka tersebut akurat, kesepakatan ini akan tercatat sebagai transaksi terbesar sepanjang sejarah Nvidia, sekaligus menegaskan agresivitas perusahaan dalam memperkuat posisinya di industri kecerdasan buatan global.
Nilai transaksi yang sangat besar tersebut mencerminkan strategi Nvidia dalam memanfaatkan arus kas dan kekuatan neraca keuangannya untuk mengamankan teknologi serta talenta strategis di tengah meningkatnya persaingan di sektor chip AI.
