Transportasi Online Merajalela, Delman di Garut Kian Terpinggirkan

Ani Jaelani, kusir delman di Garut yang masih bertahan ditengah transportasi online yang merajalela.(Rizka/Rad
Ani Jaelani, kusir delman di Garut yang masih bertahan ditengah transportasi online yang merajalela.(Rizka/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT – Di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat, tidak semua orang merasakan arus kemajuannya. Di jalan Suherman, tepatnya di dekat Alun-alun Tarogong, terdapat sebuah delman terparkir menunggu penumpang.

Dengan begitu, hadirnya transportasi berbasis aplikasi membuat delman semakin tersingkirkan, penumpang semakin sepi sedangkan para kusir menaruh hidupnya dari narik delman.

Ani Jaelani, seorang kusir delman dari Kelurahan Pananjung, yang setia hampir 20 tahun menjadi kusir delman. Ia merasakan, hingga sekarang kondisi delman sepi penumpang.

Baca Juga:Arus Wisata ke Cipanas Garut Membludak, One Way DiberlakukanCristiano Ronaldo Disebut-sebut Akan Tampil di Fast & Furious 11, Vin Diesel Picu Kehebohan Global

“Delman teh sekarang semakin sepi, sepinya dari hampir 1 tahunan, keluar dari jam 8 sampe sekarang juga mau pulang lagi,” ujarnya saat ditemui di sekitar Alun-alun Tarogong, Minggu (28/12).

Ani menceritakan, tarif delman hanya ditaksir sekitar Rp5 ribu per orang, dan penghasilan sekarang yang ia dapatkan ketika ramai penumpang pun hanya sekitar Rp50 rb perhari. Dan hari ini Ani baru mendapatkan Rp25 rb dari 2 kali jalan ke pasar.

“Penghasilan nya kalau lagi rame juga Rp50 RB juga susah, kadang Rp20 atau Rp30 rb an, kalau lagi sepi mah kadang ga narik, minggu kemarin sepi kadang ga bawa uang sama sekali, sekarang baru dapet Rp25 rb ke pasar 2 kali jalan,” katanya.

Ia menjadi kusir delman sudah hampir 20 tahun, dan ia ingat betul ketika ojek online belum hadir. Saat itu, dulu pernah memiliki 3 ekor kuda untuk dijadikan delman.

“Bukan ngaruh lagi, tapi sudah langka sekarang mah naik delman teh, saya sudah hampir 20 tahun narik delman, dulu mah rame sebelum ada gojek grab, dulu bisa punya kuda 3, sekarang mah cuman 1 ini,” ucapnya.

Ia mengaku, pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah sekitar Rp300 ribu pada 3 tahun yang lalu, dan ia berharap kondisi delman untuk kedepannya lancar.

“Harapan nya mah, ingin lancar lagi da dulu mah lancar, sekarang mah da gimana beda jaman,” katanya.

Baca Juga:B ERL Healthy Glaze Cushion: Makeup Praktis untuk Kulit Flawless Tanpa Terasa BeratBawa Sajam Saat Mabuk, Pria di Banyuresmi Garut Rusak Meja Kantor, Pelaku Berhasil Dibekuk Polisi

Di era digital sekarang, mungkin delman dianggap sudah usang. Namun bagi Ani, delman bukan sekedar alat angkut biasa, bagi Ani delman merupakan saksi hidup sebuah perjalanan yang begitu rumit. (Rizka)

0 Komentar