Aktivis Garut Sebut Program MBG Menyebabkan Melonjaknya Harga, Inflasi hingga 13 Persen

Sejumlah aktivis melakukan kajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) di DPRD Garut Komisi II pada Rabu (10/12)
Sejumlah aktivis melakukan kajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) di DPRD Garut Komisi II pada Rabu (10/12) dalam sebuah acara audiensi
0 Komentar

GARUT – Sejumlah aktivis melakukan kajian terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disinyalir telah memberikan dampak terhadap melonjaknya harga bahan pokok di Kabupaten Garut.

Kenaikan bahan pokok ini pun memberikan dampak inflasi yang cukup tinggi di tengah masyarakat. Sehingga pengaruhnya bukan hanya pada konsumen biasa, melainkan juga terhadap pelaku UMKM.

Permasalahan ini pun telah dibawa ke DPRD Garut Komisi II pada Rabu (10/12) dalam sebuah acara audiensi.

Baca Juga:Masalah Sampah di Garut, DLH Tekankan Pentingnya Kesadaran MasyarakatKetiak Adem, Cerah, dan Anti Bau Sepanjang Hari: Rahasia Kecil untuk Hidup Lebih Nyaman

Risman salah satu aktivis dalam pernyataannya menyebut, komoditi bahan pangan seperti telur dan daging ayam mengalami kenaikan harga yang paling drastis semenjak berjalannya program MBG, yang kenaikannya mencapai di atas 13 persen.

“Kenaikan ini jauh melampauai inflasi normal dan terjadi dalam periode yang sangat singkat,” ujarnya.

Sementara itu, kata dia, komoditi pendukung seperti minyak goreng dan beras juga mengalami kenaikan, meskipun tidak setinggi telur dan daging ayam.

“Ini menunjukkan adanya efek riak (ripple effect) dari peningkatan aktivitas dapur umum,” katanya.

Dampak Terhadap Masyarakat dan Pelaku Usaha

Risman mengungkapkan, kenaikan harga telur dan daging ayam secara langsung menggerus daya beli masyarakat, terutama keluarga dengan pendapatan menengah ke bawah.

“Mereka harus mengalokasikan anggaran yabg lebih besar untuk membeli komoditas yang sama atau mengurangi jumlah konsumsinya,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, banyak pula masyarakat yang akhirnya terpaksa beralih ke sumber protein yang lebih murah seperti tempe atau tahu. Atau mengurangi frekuensi konsumsi telur dan daging ayam.

Baca Juga:JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Kategori Spirit Media BaruWakil Wali Kota Bandung dan Anggota DPRD Resmi Jadi Tersangka! Kejari Temukan Dua Bukti Kuat

“Ini berpotensi berdampak pada asupan gizi keluarga, yang ironisnya bertentangan dengan tujuan awal program MBG,” katanya.

Di sisi lain pelaku usaha kukiner mulai dari warung nasi hingga usaha katering kecil mengalami lonjakan harga pokok penjualan (HPP) dan tergerusnya margin keuntungan. (Feri)

0 Komentar