Kepala Rutan Tegaskan Perubahan WBP Bukan Sekadar Formalitas
GARUT — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Garut menuntaskan Program Rehabilitasi Pemasyarakatan Tahun Anggaran 2025 yang diikuti 62 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Selasa, 9 Desember 2025. Kegiatan yang dilaksanakan di Mushola dan area Gazebo Rutan Garut ini berlangsung lebih dari dua pekan dengan rangkaian pembinaan intensif yang berfokus pada pemulihan mental, pembentukan kesadaran diri, serta penguatan komitmen menjauhi narkoba.
Kepala Rutan Kelas IIB Garut, Muchamad Ismail mengatakan bahwa program rehabilitasi dirancang tidak hanya sebagai kegiatan rutin, tetapi sebagai proses pembinaan menyeluruh yang menyentuh aspek psikologis, sosial, dan perilaku WBP.
“Salah satu sesi krusial dalam kegiatan ini adalah share feeling, di mana para peserta diberikan ruang untuk menyampaikan perasaan, refleksi diri, serta pengalaman selama mengikuti program,” katanya.
Baca Juga:Rutan Garut Gelar Kelas Lawan Buta Huruf, Enam Warga Binaan Mulai Belajar Membaca9 Ribu Kader Ansor-Banser Lahir di Garut
Ia menjelaskan bahwa alam sesi tersebut, banyak WBP mengaku mengalami perubahan emosional yang signifikan. “Mereka merasa lebih mampu mengelola stres, lebih memahami diri sendiri, serta memiliki pandangan baru tentang masa depan,” jelasnya.
Menurutnya, motivasi untuk menjalani hidup sehat dan produktif setelah bebas pun mulai tumbuh, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya penyalahgunaan narkoba.
“Selain pemulihan individu, program rehabilitasi juga menciptakan iklim sosial yang lebih positif di dalam rutan. Para peserta saling memberi dukungan, berbagi pengalaman hidup, serta membangun kesadaran bersama untuk saling mengingatkan agar menjauhi narkoba,” ungkapnya.
Ismail memandang, pendekatan berbasis kelompok ini dinilai efektif karena mampu memengaruhi pola pikir dan perilaku melalui lingkungan pergaulan yang sehat dan suportif.
Sebagai bagian dari evaluasi program, Ismail mengaku pihaknya melaksanakan pemeriksaan urine narkoba. Sebanyak 30 WBP peserta rehabilitasi menjalani tes urine, dan seluruhnya dinyatakan negatif narkoba.
“Hasil tersebut menjadi indikator kuat bahwa proses rehabilitasi berjalan dengan baik dan para peserta memiliki komitmen nyata untuk tetap berada pada jalur pemulihan,” ucapnya.
Kegiatan rehabilitasi ditutup dengan pemberian motivasi dari konselor, yang menekankan pentingnya menjaga konsistensi perubahan perilaku, menerapkan pola hidup sehat, serta menjauhi faktor-faktor pemicu yang berpotensi menyebabkan relaps, baik selama menjalani masa pidana maupun setelah kembali ke tengah masyarakat.
