GARUT – Dalam kurun waktu empat tahun terakhir volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing masih stabil diangka 230 ton perhari.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah yang menyampaikan bahwa jumlah tersebut terbilang stabil.
“Kalau untuk sampah dari tahun ke tahun atau empat tahun terakhir sejak saya kesini masih 230 ton perhari, karena memang pelayanan kita masih 13 kecamatan yang dilayani,” ujar Jujun, Selasa (9/12).
Baca Juga:Komisi I DPRD Jawa Barat Dorong Pembentukan Pansus Pertanahan, Agraria, dan Lingkungan HidupCamping Seru di Garut! Ini Rekomendasi Tempat dengan Pemandangan Terbaik
Jujun menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa menambah cakupan pelayanan lantaran keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), armada serta biaya operasional seperti BBM.
“Artinya dengan kondisi fiskal Kabupaten Garut ini untuk urusan pelayanan yang pada akhirnya selama 4 tahun terakhir ini tetap sekitar 13 kecamatan atau 230 ton sampah perhari,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut kemampuan DLH untuk memperluas layanan masih terbatas. Menurutnya, jika seluruh kecamatan bisa dilayani maka potensi sampah yang masuk ke TPA diperkirakan bisa mencapai 1.200 ton perhari.
“Dibanding dengan Kota Bandung itu bisa mencapai 1.800 ton perhari, tapi kalau kita bisa kelola sampai 42 kecamatan potensi sampahnya itu bisa mencapai 1.200 ton,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa DLH Garut hanya mengelola sampah rumah tangga. Artinya, terkait sampah B3 perusahaan wajib bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Untuk sampah B3 tidak kita kelola, bagi perusahaan yang menghasilkan sampah B3 mereka harus kerja sama dengan pihak ketiga yang punya lisensi atau sertifikat,” katanya.
Sementara itu, Jujun juga menegaskan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) tidak pernah terjadi lonjakan volume sampah yang signifikan.
Baca Juga:Bocoran Horoskop 2026: Siapa yang Paling Beruntung dalam Cinta dan Keuangan?Berkendara Saat Hujan di Libur Nataru? Tenang, Ini Dia 10 Tips Aman Liburan biar Tetap Nyaman
“Tidak ada, biasa saja tidak ada peningkatan signifikan. Kecuali kalau mau idul fitri, itupun biasanya H-1 atau H-2 karena banyak saudaranya yang datang atau banyak yang masak dan sebagainya, selebihnya relatif sama,” pungkasnya. (Ale)
