Rutan Garut Panen Cabai Rawit, Perkuat Kemandirian Warga Binaan Lewat Program Ketahanan Pangan

istimewa
Rutan Garut Panen Cabai Rawit, Perkuat Kemandirian Warga Binaan Lewat Program Ketahanan Pangan
0 Komentar

GARUT — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Garut menggelar kegiatan panen hasil Program Ketahanan Pangan pada Selasa, 2 Desember 2025. Kegiatan berlangsung di area brandgang Rutan Garut dan dipimpin Kepala Rutan Garut dan diikuti pejabat struktural, jajaran pengamanan serta pelayanan tahanan, dan warga binaan yang turut membudidayakan tanaman tersebut.

Rutan Garut berhasil memanen 1,8 kilogram cabai rawit yang dibudidayakan secara mandiri oleh warga binaan.

“Hasil panen tidak hanya dipakai untuk kebutuhan dapur, tetapi juga diolah menjadi produk UMKM unggulan Rutan Garut seperti Baciprut (Baso Aci Produksi Rutan Garut), Salbrut (Sambal Buatan Rutan Garut), dan Chiruga (Chili Oil Rutan Garut),” kata Kepala Rutan Garut, Muchamad Ismail.

Baca Juga:Peringati Hari Kemenimipas ke-1, UPT Pemasyarakatan se-Garut Raya Bangun Jalan 4,2 KM di TalagawangiPNM Dorong Daya Saing Pengusaha Ultra Mikro Lewat Klasterisasi Kerajinan Kulit di Garut

Menurut Ismail, produk-produk tersebut menjadi bagian dari inovasi pembinaan kemandirian warga binaan yang terus dikembangkan melalui program pemberdayaan produktif. “Selain mendapat kesempatan belajar dan bekerja, warga binaan juga memperoleh premi dari hasil penjualan produk sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka,” katanya.

Ismail menegaskan bahwa program ketahanan pangan bukan hanya kegiatan simbolis, melainkan salah satu strategi pembinaan paling konkret dalam mempersiapkan warga binaan kembali ke tengah masyarakat.

“Panen cabai rawit ini bukan hanya mencerminkan keberhasilan budidaya, tetapi juga keberhasilan pendidikan keterampilan. Kami ingin warga binaan memiliki kepercayaan diri dan kemampuan kerja ketika bebas nanti. Mereka tidak pulang dengan tangan kosong, tetapi membawa pengalaman, keterampilan, dan bahkan peluang usaha,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa program ini telah mengubah ruang kosong di lingkungan rutan menjadi area produktif yang memberikan manfaat nyata.

“Kami memanfaatkan setiap sudut ruang untuk menjadi sarana pembelajaran. Area brandgang yang sebelumnya hanya tempat kosong kini menjadi lahan pertanian kecil yang menghasilkan komoditas pangan. Kami yakini bahwa pembinaan seperti ini dapat membentuk mental kerja, tanggung jawab, serta memupuk motivasi warga binaan untuk hidup lebih mandiri,” jelasnya.

Lebih jauh, Ismail menegaskan bahwa model pembinaan produktif akan terus diperluas ke komoditas lain dan lini usaha pembinaan lainnya.

0 Komentar