Garut – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut menutup tahun 2025 dengan sederet capaian membanggakan di berbagai bidang. Di bawah kepemimpinan Kalapas Rusdedy, Lapas Garut berhasil mengukir kinerja luar biasa melalui tata kelola anggaran yang efisien, pembinaan warga binaan yang produktif, serta penguatan sistem keamanan dan layanan publik berbasis zero tolerance terhadap narkoba.
Optimalisasi Anggaran dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Sepanjang tahun 2025, Lapas Garut berhasil mengoptimalkan realisasi anggaran sebesar Rp 11,98 miliar dari pagu awal Rp 14,53 miliar dengan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) mencapai 99,55%.
Capaian ini menjadi bukti implementasi nyata dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan yang mendorong efektivitas layanan publik dan pemberantasan praktik ilegal dalam tata kelola lembaga.
Baca Juga:Dewan Kebudayaan Garut Ungkap Temuan Spektakuler di Gunung Nagara CisompetHujan Deras Picu Longsor di Cikajang, Akses Jalan Provinsi Sempat Tertutup
Pembebasan dan Program Integrasi Warga Binaan
Dalam mendukung percepatan reintegrasi sosial, Lapas Garut telah memberikan: • Remisi Umum kepada 659 orang, • Remisi Keagamaan kepada 667 orang, • Remisi Dasawarsa kepada 554 orang, • Pembebasan Bersyarat (PB) kepada 230 orang, serta • Cuti Bersyarat (CB) kepada 25 orang.
Selain itu, sebanyak 138 warga binaan juga dipindahkan ke Lapas maksimum security untuk mendapatkan pembinaan lanjutan, sehingga hunian menjadi lebih layak dan kondusif.
Lapas Garut Produktif: 8.500 Produk Ekspor ke Eropa
Transformasi ekonomi kerakyatan di Lapas Garut terus berlanjut melalui pemberdayaan warga binaan di sektor UMKM Coir Shade (produk serabut kelapa).
Sebanyak 200 warga binaan terlibat aktif dan berhasil melakukan 10 kali ekspor ke pasar Eropa dengan total 8.500 pcs produk sepanjang tahun 2025.
Tak hanya itu, pembinaan juga berkembang pada unit usaha:
- Produksi roti (10 WBP),
- Roastery kopi (15 WBP, 2.600 pcs produk),
- Konveksi (12 WBP, 4.400 pcs produk),
- Batik tulis (15 WBP, 50 pcs),
- Kantin dan pangkas rambut, serta
- Café Integrasi sebagai etalase karya warga binaan.
Di bidang ketahanan pangan, warga binaan juga mengembangkan budidaya ikan lele, nila, padi, jagung, vertical garden, peternakan ayam pedaging (14.000 ekor), dan domba (341 ekor).Program ini diperkuat dengan penanaman 2.500 bibit pohon kelapa serta produksi pupuk organik yang ramah lingkungan.
