GARUT – Akhir-akhir ini Kabupaten Garut menjadi salah satu wilayah yang terkena berbagai macam bencana alam, dari hasil catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, sebanyak 58 kejadian bencana alam terjadi sepanjang bulan Oktober 2025.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Garut, Aah Anwar Saefulloh, di Lapangan Setda Garut, Selasa (4/11).
“Untuk bulan Oktober saja kita ada 58 kejadian diantaranya, kebakaran ada 17 kejadian, cuaca ekstrem 18, laka laut 1, longsor 16, kekurangan air bersih 1, banjir 4 lokasi, pergeseran tanah 1 lokasi,” ujar Aah.
Baca Juga:Akhirnya 6.596 Honorer Garut Resmi Dapat NIK dan Siap Dilantik Jadi PPPK Paruh Waktu, Ini Skema Gajinya!Rumah Lansia di Garut Roboh, DPRD Desak Pemkab Kolaborasikan Anggaran Bantuan
Dengan kejadian bencana alam tersebut, setidaknya ratusan rumah hingga fasilitas dan insfrastruktur mengalami kerusakan.
“Rumah rusak itu sekitar 35 unit, 136 rumah tergenang banjir termasuk yang di Sucinaraja, 4 terancam, 18 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, 4 jembatan rusak, sarana pendidikan 2, 4 TPT dan jalan di 2 titik lokasi juga ikut terdampak,” Kata Aah.
Aah mengungkapkan bahwa kejadian bencana yang menyebabkan kerusakan diberbagai fasilitas serta insfrastruktur itu disebabkan karena cuaca ekstrem.
“Kejadian paling banyak itu justru akibat curah hujan tinggi, cuaca ekstrem contohnya rumah tertimpa pohon, ada juga atap yang roboh akibat angin puting beliung,” ungkapnya.
Dampak dari kejadian-kejadian tersebut menyebabkan ratusan Kepala Keluarga (KK) terdampak. “Kalau korban jiwa tidak ada, cuma jumlah KK yang terdampak dari semua kejadian itu ada 294 KK,” lanjut Aah.
Ia juga menjelaskan, bahwa upaya yang dilakukan pihaknya saat ini yakni mengeluarkan surat edaran dari Bupati supaya apa saja langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh para Camat dan pimpinan di wilayah serta masyarakat.
“Itu secara berjenjang kita sampaikan, terus di media sosial juga kita menyampaikan edukasi dan informasi kepada masyarakat. Salah satunya apel kesiapsiagaan, ini untuk trigger pemacu dan pemicu untuk mengingatkan pemicu tetap semangat dalam menjaga kesiapsiagaan apabila bencana terjadi,” jelasnya.
Baca Juga:Garut Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana, Pemkab Gelar Apel dan Simulasi LapanganPenambangan di Bukit Ciawitali Garut Terhenti Sementara, Akibatnya Jalan Rusak dan Berlumpur
Aah menambahkan sekaligus mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bencana yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun.
“Karena bencana itu diluar dugaan, untuk waspada itu ada jangka pendek ada jangka panjang. Jangka pendeknya kita harus siap siaga, segala kemungkinan kalau ditempat banjir berarti kita harus membangun 2 lantai rumah, terus hal yang berkaitan dengan penyelamatan agar selalu mempersiapkan pelampung secara mandiri, terus kalau di daerah longsor intinya kontruksi intrukstur harus kuat,” pungkasnya. (Ale)
