Hujan Meteor Taurid Hari Apa? Ini Dia Jadwal Puncak "Bola Api" dan Penjelasan Ilmiah Proses Terjadinya

hujan meteor taurid hari apa
Hujan meteor Taurid hari apa? Ini dia jadwal lengkapnya. Foto: Gemini AI - radargarut.id
0 Komentar

RADARGARUT.ID – Langit November akan menjanjikan pemandangan yang spektakuler dan menjadi panggung utama bagi hujan meteor Taurid.

Menjelang akhir tahun, Bumi akan melintasi jalur puing-puing dari komet atau asteroid yang berulang setiap tahunnya.

Seperti yang terjadi pada hujan meteor Quadrantid yang terjadi di awal bulan Januari serta meteor Geminid yang akan terjadi di pertengahan bulan Desember.

Baca Juga:Tak Perlu Jauh ke Bandung! Ini Dia 2 Klinik Mata Terbaik di Garut Serta Tips Agar Tidak Salah Pilih5 Kafe & Restoran Paling Aesthetic di Garut: Surga Foto Instagramable!

Dan pada bulan November ini akan terjadi hujan meteor Taurid yang akan menghiasi langit Indonesia.

Fenomena hujan meteor Taurid merupakan kemunculan meteor yang bercahaya dengan sangat terang dan akan mencapai puncaknya dalam beberapa hari kedepan.

Taurid Selatan akan mencapai puncaknya pada Selasa, 4 November 2025 hingga Rabu, 5 November 2025.

Taurid Utara akan mencapai puncak pada Selasa, 11 November 2025 hingga Rabu, 12 November 2025.

Hujan meteor ini terjadi secara bersamaan dan bisa diamati setelah tengah malam, ketika rasi bintang taurus berada di posisi yang lebih tinggi dari pada langit.

Sampai sekarang, masih banyak yang belum mengetahui mengapa hujan meteor bisa terjadi? Berikut rincian proses mengapa hujan meteor bisa terjadi.

1. Orbit yang Bertemu

Komet akan bergerak dalam orbit elips yang sering kali bersinggungan dengan orbit Bumi. Kemudian, setiap kali komet melewati Matahari, es dan material mudah menguap lainnya akan menguap, dan membentuk ekor dan akan meninggalkan jejak puing di orbitnya.

Baca Juga:Wajib Mampir! 3 Tempat Makan di Garut Enak Banget, Gak Bikin Kantong JebolInsta-Worthy! 3 Tempat Wisata Terkenal di Garut Paling Instagramable dengan View Alam Maksimal

2. Puing-Puing Terbakar

Saat Bumi melintasi jejak puing tersebut, meteoroid (batuan dan debu) akan ditarik oleh gravitasi Bumi. Partikel-partikel akan memasuki atmosfer dengan kecepatan yang sangat tinggi.

3. Gesekan Menyebabkan Cahaya

Meteor tersebut akan bergesekan hebat dengan molekul udara di atmosfer yang menyebabkan meteoroid memanas dan terbakar.

Hal tersebut menciptakan garis cahaya terang di langit yang kita sebut sebagai meteor.

4. Fenomena Berulang

Bumi membutuhkan waktu sekitar 365,25 hari untuk menyelesaikan satu orbit penuh mengelilingi matahari.

Oleh karena itu, Bumi akan kembali ke titik perpotongan yang sama dengan jalur komet setiap tahunnya dan di waktu yang sama.

Puing-puing komet tidak tersebar secara acak, melainkan aliran debu yang terdistribusi di sepanjang orbit komet.

0 Komentar