GARUT – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Garut terus menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan layanan pemasyarakatan yang humanis dan berorientasi kesehatan. Kamis (30/10), jajaran petugas menggelar kegiatan Penilaian Status Gizi dan Pemberian Makanan Tambahan bagi warga binaan yang termasuk kelompok rentan, yakni ibu hamil dan lanjut usia (lansia).
Tiga orang ibu hamil dan empat orang lansia terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka pun menjalani pemeriksaan yang dilakukan tim kesehatan Rutan Garut, mulai pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar lengan, perut, tekanan darah, hingga indeks massa tubuh.
Adapun hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seluruh peserta berada dalam kondisi status gizi normal. Meski begitu, Rutan Garut tetap memberikan makanan tambahan berupa susu bubuk untuk membantu menjaga kebutuhan nutrisi, terutama bagi ibu hamil,
Baca Juga:Wujudkan Pembinaan yang Humanis, Bapas Lakukan Penelitian Kemasyarakatan di Rutan GarutStar Energy Geothermal dan Bakti Barito Bangun Ruang Kelas Ramah Lingkungan di SDN 3 Barusari Garut
Kepala Rutan Kelas IIB Garut, Muchamad Ismail mengatakan bahwa kegiatan sengaja dilakukan sebagai wujud nyata perhatian pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan terhadap kesejahteraan warga binaan.
Ia menegaskan bahwa meskipun berada dalam pembinaan hukum, para warga binaan tetap memiliki hak yang sama dalam memperoleh layanan kesehatan dan perlindungan kemanusiaan.
“Kegiatan ini kami laksanakan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kesehatan warga binaan, khususnya mereka yang masuk kategori rentan. Ibu hamil dan lansia memiliki kebutuhan fisik dan emosional yang berbeda, sehingga kami tentunya harus memastikan agar mereka mendapatkan perhatian dan perawatan yang layak selama menjalani masa pembinaan,” kata Ismail.
Ismail mengungkapkan bahwa bahwa program pemeriksaan gizi ini bukan hanya untuk menjaga kondisi kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk pendekatan preventif dan promotif agar warga binaan dapat menjalani masa hukuman dalam kondisi tubuh yang prima dan jiwa yang tenang.
“Pemasyarakatan hari ini tidak lagi hanya bicara tentang penegakan aturan dan disiplin saja, tetapi juga tentang bagaimana negara hadir dengan pendekatan kemanusiaan. Kami ingin memastikan bahwa di balik tembok Rutan, hak-hak dasar manusia tetap dijunjung tinggi, termasuk hak untuk sehat dan mendapatkan pelayanan yang bermartabat,” ungkapnya.
