GARUT – Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu dan anak, Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut mengambil langkah upaya dengan menjalin kemitraan antara bidan dan paraji di berbagai daerah.
Kepala Dinkes Garut, Leli Yuliani menyampaikan, bahwa saat ini bidan di Garut jumlahnya masih kurang, namun kondisinya lebih baik dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainya.
“Saat ini walaupun masih kekurangan (bidan) tapi masih lebih baik jumlahnya, masih cukup daripada tenaga kesehatan lainya,” ujar Leli Yuliani, Kamis (30/10).
Baca Juga:Desa Cintaasih Samarang Alokasikan Dana Desa Rp30 Juta Untuk Sapras 10 PosyanduPenyaluran Data Muzaki Terhambat, Abdullah Effendi Ajak Penyaluran Zakat ASN Melalui Baznas
Untuk paraji sendiri, menurut Leli, keberadaanya sampai saat ini masih ada akan tetapi peran paraji masih harus mendapatkan pembinaan.
“Paraji masih ada, cuman peranya yang mungkin harus kita bina lagi,” ujarnya.
Leli mengungkapkan bahwa saat ini Dinkes Garut telah melakukan pembinaan dan kemitraan antara bidan dengan paraji karena keberadaan paraji memang masih dibutuhkan.
“Sekarang kita sudah melakukan kemitraan bidan dan paraji di daerah-daerah karena memang paraji itu masih dibutuhkan untuk hal-hal yang memang berkaitan dengan peran sosialnya,” ungkapnya.
Akan tetapi, lanjut Leli, bahwa proses persalinan harus tetap dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga medis yang sudah kompeten.
“Salah satunya ya bidan, kalau paraji istilahnya kita membangun kerjasama dengan paraji itu agar paraji bisa membantu bidan, tetapi dia itu (paraji) tidak bisa menolong persalinan secara mandiri,” lanjutnya.
Leli menambahkan, bahwa pihaknya juga mempunyai data terkait jumlah paraji yang ada di Garut. “Kita ada catatanya untuk paraji itu, tapi memang sekarang ini sudah sangat jauh berkurang,” pungkasnya. (Ale)