CIREBON – Dalam rangka memperkuat komitmen pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Garut melakukan kegiatan studi tiru ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cirebon, Sabtu (26/10).
Rombongan Rutan Garut dipimpin Kepala Rutan Kelas IIB Garut, Muchamad Ismail dan diikuti jajaran pejabat struktural dan Tim Zona Integritas. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari langkah strategis dalam memperkuat semangat reformasi birokrasi dan pelayanan publik di lingkungan pemasyarakatan Garut.
Kepala Rutan Garut, Muchamad Ismail menyampaikan bahwa studi tiru ini menjadi wadah pembelajaran bagi jajarannya untuk menambah wawasan dan memperkaya strategi pembangunan Zona Integritas di satuan kerja Rutan Garut.
Baca Juga:Perum BULOG Kancab Ciamis Siap Salurkan Bantuan Pangan Oktober–November 2025, Termasuk untuk GarutSeri Motivasi Seuri, GENDER – BEKOK
“Kami datang melakukan studi tiru untuk belajar, bukan hanya melihat fasilitas, tetapi juga memahami bagaimana semangat integritas diterapkan di setiap aspek pelayanan. Kami ingin membawa semangat perubahan ini ke Rutan Garut,” ujarnya.
Kegiatan diawali dengan pemaparan profil Lapas Cirebon yang menampilkan berbagai inovasi pelayanan publik dan pembinaan warga binaan. Rombongan kemudian mengikuti sesi diskusi yang membahas strategi pembangunan ZI, pengelolaan manajemen perubahan, serta penguatan budaya integritas di lingkungan kerja.
Dalam sesi sharing session tersebut, Ismail menegaskan pentingnya semangat kebersamaan dan komitmen seluruh jajaran dalam mewujudkan perubahan nyata.
“Kunci utama membangun Zona Integritas bukan hanya di atas kertas, tetapi di hati dan perilaku setiap pegawai. Semua harus punya tekad yang sama untuk melayani masyarakat dengan tulus dan profesional,” tegasnya.
Selain berdiskusi, rombongan Rutan Garut juga meninjau langsung beberapa area layanan publik di Lapas Cirebon, seperti ruang kunjungan, sarana pembinaan, dan berbagai inovasi layanan. Salah satu yang menarik perhatian adalah program psikoterapi bagi warga binaan, sebagai bentuk pendekatan humanis dalam proses pembinaan.
“Kami sangat terinspirasi oleh berbagai inovasi yang diterapkan di sini. Banyak hal yang bisa kami adaptasi, terutama dalam membangun sistem pelayanan yang lebih efektif, transparan, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat,” tambah Ismail.
