Seri Motivasi Seuri, GENDER  – BEKOK

istimewa
Dr. Heri M. Tohari, Dosen Institut Agama Islam Persatuan Islam Garut
0 Komentar

Dr. Heri M. Tohari, Dosen Institut Agama Islam Persatuan Islam Garut

KENTUT ternyata memiliki karakteristik gender. Ya, bisa disebut dengan jenis kelamin kentut. Bukan kentutnya yang berjenis kelamin. Tapi jenis kelamin pelaku kentutnya yang sudah teruji secara ilmiah. Pembuktian gender pada “bekok” ini benar-benar melalui penelusuran riset yang mendalam. Bukan hanya perdebatan yang sifatnya ngakak atau lucu-lucuan semata.

Unik memang. Berbicara soal gender kentut, adalah langkah pemberani dalam filsafat aroma. Ada tipologi khusus mengenai jenis kelamin kentut. Pertanyaan sedikit konyol merujuk kepada sebuah tanda tanya besar, apakah aroma, daya ledak serta kekuatan dari kentut kaum laki-laki dan perempuan, sama atau berbeda?

Rupanya, para ilmuwan tidak tinggal diam. Sejak tahun 1970-an, Michael Levitt, seorang pemikir atau filsuf kentut, ia adalah ahli gastroenterologi, telah meneliti gas buang ini dengan keseriusan yang biasanya hanya diberikan pada teori relativitas. Levitt tidak membahas soal cinta, tapi ia menelusuri jalan sunyi yang lebih getir. Yakni, jalur biologis gas dari usus hingga atmosfer.

Baca Juga:Pembobol Sekolah di Kersamanah Ngompol saat Ditangkap PolisiRutan Kelas IIB Garut Terlibat dalam Kemeriahan Perkemahan Satya Darma Bakti Pemasyarakatan di Cirebon

Hasil Penelitian Levitt yang paling sering dikutip, terutama melalui artikel dalam jurnal Gut. Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh British Medical Journal Publishing Group. Menemukan fakta mengejutkan, bahwasanya kentut perempuan mengandung konsentrasi hidrogen sulfida yang lebih tinggi.

Gas ini adalah sang maestro bau. Komposer aroma telur busuk yang membuat hidung menyesal terlahir. Artinya, secara kimiawi, kentut perempuan memiliki ketajaman estetika dalam menyerang penciuman. Maka tidak heran, dalam beberapa eksperimen, para partisipan melaporkan bahwa kentut perempuan secara subyektif lebih bau dibanding kentut laki-laki.

Namun, kaum laki-laki jangan pernah berbangga. sebab dari penelitian tersebut juga menegaskan hal lain. Bahwasanya, laki-laki mengeluarkan volume gas yang lebih besar dalam satu kali letusan. Jadi, walau aroma perempuan lebih pekat, laki-laki unggul dalam efek suara, daya ledak, dan jangkauan sebaran.

Ini ibarat perbedaan antara parfum konsentrat dan semprotan kabut. Yang satu menohok langsung. Dan yang lain menyebar perlahan namun meluas. Di titik ini, muncul perdebatan serius para ahli. Mana yang lebih berbahaya, konsentrasi atau volume? Beberapa menyimpulkan, keduanya memiliki cara masing-masing untuk menyinggung perasaan umat manusia.

0 Komentar