GARUT – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengungkapkan, bahwa mayoritas dokter di wilayah Garut saat ini statusnya bukan merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal tersebut menurutnya bukan karena kurangnya kesempatan, akan tetapi menjadi PNS itu merupakan pilihan bukan suatu kewajiban.
“Dokter itu banyak yang belum PNS, karena mungkin itu pilihan mereka untuk tidak menjadi PNS, kan tidak wajib. Jadi PNS itu pilihan karirnya, apa mau praktek mandiri atau di rumah sakit swasta, itu pilihan mereka,” ujar Leli, saat ditemui di Lapangan Setda Garut, Senin (20/10).
Begitupun dengan dokter spesialis, saat ini juga masih banyak yang memilih untuk tidak menjadi PNS.
Baca Juga:Bupati Garut Sebut Efisiensi Bukan Pengurangan, Tapi Upaya Memaksimalkan Output dengan Anggaran MinimalTanggapi Kebijakan KDM Larang Pelajar Bawa Motor ke Sekolah, Sekda Garut Sebut Harus Bijak
“Kalau mereka praktek sendiri bayaranya ya itu mah terserah mereka, tapi kalau di rumah sakit daerah ya tergantung pasien dan pendapatanya juga,” katanya.
Leli menyebutkan, berdasarkan data dari Dinkes Garut bahwa jumlah dokter yang ada saat ini jumlahnya sekitar 600an.
“Kalau yang terdaftar itu masih ratusan, lebih banyak yang tidak PNS. Karena kalau yang PNS itu sekitar 200 dokter dari total jumlah 600an,” ucapnya.
Ia menambahkan, bahwa Pemerintah Kabupaten Garut setiap tahunya membuka kesempatan, baik untuk dokter umum maupun dokter gigi untuk menjadi ASN. Namun, minat pendaftar tidak selalu memenuhi kuota yang tersedia.
“Sebetulnya setiap tahun juga kita sudah membuka peluang untuk dokter, baik dokter umum ataupun dokter gigi untuk menjadi ASN di Kabupaten Garut, cuman memang kuotanya tidak terpenuhi secara optimal, jadi pendaftarnya tidak selalu semuanya terisi,” Pungkasnya. (Ale)