Rahasia di Balik Setiap Tetes Parfum: Seni, Aroma, dan Jejak Wangi Sepanjang Zaman

Rahasia di Balik Dunia Parfum
Rahasia di Balik Dunia Parfum (AI)
0 Komentar

Radar Garut – Parfum sekarang ini juga dinilai sebagai seni, identitas, dan cerminan karakter manusia. Campuran minyak esensial, senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut menlmbuat parfum bukan hanya sekadar pewangi tubuh, tetapi juga penanda suasana hati, status sosial, hingga gaya hidup.

Bahkan di masa modern, aroma parfum masih menjadi “bahasa tak kasat mata” yang mampu meninggalkan kesan mendalam.

Komposisi Rahasia di Balik Setiap Tetes Parfum

  1. Minyak Esensial atau Senyawa Aroma: inilah jiwa dari parfum. Aroma yang dihasilkan bisa berasal dari bahan alami seperti bunga, daun, buah, atau bahkan hewan, dan kini juga banyak dibuat secara sintetis dengan teknologi kimia modern.
  2. Fiksatif (Pengikat Aroma):Bahan penting yang menjaga aroma agar tidak cepat menguap. Tanpanya, keharuman parfum akan hilang secepat embun pagi.
  3. Pelarut (Biasanya Alkohol): Berfungsi sebagai media untuk menyebarkan aroma ke udara, menciptakan keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan wangi.

Dari Peradaban Kuno hingga Era Modern

Perjalanan parfum sudah berlangsung ribuan tahun. Di Mesir kuno, parfum digunakan dalam ritual keagamaan dan penguburan bangsawan. Ilmuwan besar asal Persia, Ibnu Sina (Avicenna), menemukan teknik penyulingan uap air untuk menghasilkan minyak esensial — sebuah inovasi yang mengubah dunia wewangian selamanya.

Baca Juga:Resep Praktis Membuat Dodol Buah Mangga, Durian dan StroberiIkan Pindang Garut: Resep Tradisional Sunda yang Gurih, Segar, dan Bikin Ketagihan

Memasuki abad pertengahan, parfum bukan hanya simbol kemewahan, tetapi juga digunakan sebagai terapi kesehatan dan pengharum tubuh di kalangan bangsawan Eropa. Hingga akhirnya, abad ke-19 menjadi masa revolusi parfum: senyawa sintetis ditemukan, membuka peluang terciptanya ribuan aroma baru yang lebih tahan lama, terjangkau, dan inovatif.

Mengenal Jenis Parfum Berdasarkan Konsentrasi

  • Extrait de Parfum (Parfum Murni): Memiliki kadar minyak wangi paling tinggi, mencapai 20–45%. Wangi intens dan tahan hingga seharian penuh.
  • Eau de Parfum (EDP): Sedikit lebih ringan dari parfum murni, tapi tetap kuat dan tahan lama. Ideal untuk digunakan sepanjang hari.
  • Eau de Toilette (EDT): Wangi lebih ringan dengan kadar minyak sekitar 5–15%. Cocok untuk kegiatan santai atau suasana kasual.
  • Eau de Cologne (EDC): Versi paling ringan dan menyegarkan. Biasanya dipakai setelah mandi untuk memberikan kesan segar yang cepat namun tidak terlalu kuat.
0 Komentar