GARUT – Situ Cangkuang, destinasi wisata bersejarah di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, sekarang ini tampak memprihatinkan. Debit air situ yang biasanya tenang dan luas, sekarang terlihat surut drastis. Akibatnya, sebagian area berubah menjadi daratan akibat surutnya air dalam beberapa minggu terakhir.
Petugas tiket, Sukanda, mengatakan, kondisi surutnya air situ Cangkuang dipicu musim kemarau panjang dan tingginya kebutuhan air untuk area persawahan di sekitar situ. Hujan yang belum optimal turun selama ini dinilai belum mampu mengembalikan kondisi air seperti semula.
” Surutnya debit air Situ Cangkuang akibat kekeringan. Selain itu, penggunaan air situ rebutan dengan lahan pesawahan,” kata Sukanda petugas tiket, (13/10).
Baca Juga:KDM Didoakan Pedagang Garut Supaya Jadi PresidenRumah Semi Permanen Terbakar di Singajaya Garut, Penyebab Masih dalam Penyelidikan
Surutnya air Situ Cangkuang tak hanya memengaruhi keindahan panorama, namun juga memberikan dampak pada aktivitas warga sekitar. Para tukang rakit, yang biasanya sibuk mengantarkan wisatawan menyeberang ke area Candi Cangkuang, sekarang ini banyak yang menghentikan operasi. Rakit-rakit disandarkan di tepi situ, sementara sebagian tukang rakit beralih profesi menjadi pencari ikan.
Bahkan jika pengunjung ramai, tukang rakit ini juga biasanya membantu mengisi air dari Cicapar.
Selama ini Situ Cangkuang yang juga menjadi lokasi Candi Cangkuang, situs peninggalan sejarah Sunda kuno, kerap ramai dikunjungi wisatawan, bahkan hingga turis mancanegara, terutama dari Belanda. Namun kini, sejak delman wisata dari Leles berhenti beroperasi, kunjungan wisatawan menurun drastis.
Puluhan sais delman memilih beralih ke trayek lain seperti Kadungora, sementara rencana pembukaan jalur angkot Leles–Cangkuang–Leuwigoong masih sebatas wacana.(pepen)