GARUT – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh, menyampaikan bahwa hingga bulan oktober 2025 pihaknya telah mendapatkan laporan bencana lebih dari 300 laporan, yang paling banyak yakni bencana longsor dan pergeseran tanah.
“Sampai Oktober 2025 bencana itu cukup banyak, kita sudah menerima laporan terjadinya bencana lebih dari 300 laporan,” Ujar Aah, di lapangan Setda Garut, (13/10).
Menurutnya, bencana alam yang paling sering terjadi yaitu longsor dan pergeseran tanah di wilayah Garut Selatan.
Baca Juga:Persiapkan Masa Depan Lebih Baik, Warga Binaan Lapas Garut Tebar 26.000 Bibit Ikan LeleDi Tengah Ramai Kasus Narkoba, Lapas Garut Tunjukkan Wajah Pemasyarakatan yang Bersih dan Produktif
” Yang paling sering itu di daerah Banjarwangi, Singajaya dan Pakenjeng,” Ujarnya.
Lebih jauh Aah menjelaskan, ada dua laporan yang masuk kepada BPBD Garut, yakin laporan bencana area tertutup dan juga bencana lokal seperti musibah. ” Misalnya kebakaran, rumah tertimpa pohon, tapi yang paling banyak longsor dan pergeseran tanah,” Ungkapnya.
Dari bencana yang tercatat itu kata Aah, terdapat pula laporan korban jiwa yang dilaporkan ke BPBD. ” Ada, ada korban jiwa. Seperti kemarin di Bungbulang 3 orang, di Cisewu 3 orang, kemudian Banjarwangi 1 orang, terus ada yang hanyut di laut ini, jadi kurang lebih sekitar 8 orang. Ya, itu tahun ini,” Pungkasya. (Ale)