Dari Kampung ke Marketplace, Cerita Adam Pengusaha dan Peracik Kopi Wine Asal Garut

Rizki/Radar Garut
Adam, pengusaha dan peracik kopi wine asal Garut. (Rizki Peratami/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT — Dari sebuah kampung di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, muncul kisah inspiratif seorang anak muda yang berhasil mengangkat hasil kebun desa ke pasar modern. Dialah Adam Maulana Heryawan (29), petani sekaligus pengusaha kopi yang kini dikenal lewat brand Sebungkus.id.

Berawal dari kecintaannya pada kopi lokal, Adam mampu mengubah biji kopi biasa menjadi kopi wine, hasil olahan fermentasi pascapanen yang kini banyak diminati pecinta kopi di berbagai daerah. Produk racikannya tak dijual di toko fisik, melainkan dipasarkan secara digital melalui platform marketplace.

Namun sebelum sampai pada titik ini, perjalanan Adam tidak berjalan mulus. Ia mengaku sempat menjadi reseller produk orang lain sebelum memberanikan diri memproduksi kopi sendiri.

Baca Juga:Bank BJB Dukung Akselerasi Program MBG Gratis Lewat Skema Pembiayaan SPPGTantangan Pemerintah: Menarik Minat PPPK Bertugas di Wilayah Terpencil

“Dulu saya belum punya alat roasting, jadi masih maklun ke orang lain. Setelah itu baru mulai menitipkan produk ke beberapa kafe di Garut,” tuturnya saat ditemui di rumahnya di Kampung Cipicung, Senin (13/10).

Menurut Adam, persaingan di dunia kopi yang cukup ketat sempat membuatnya ragu. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk menembus pasar digital.

“Sekitar tahun 2021 saya mulai buka toko di Shopee. Awalnya pesimis karena saingannya banyak, tapi ternyata rezeki datang dari arah yang tidak disangka. Alhamdulillah, sampai sekarang masih jalan,” ujarnya.

Adam menyebut, rahasia keberhasilan toko onlinenya ada pada konsistensi dan kepercayaan. Meski tak pernah bertatap muka dengan pembeli, kualitas produk menjadi jaminan utama.

Dalam proses pembuatan kopi wine, ia bahkan melakukan fermentasi selama 45 hari, lebih lama dari rata-rata pengrajin lain. “Kita gak ketemu langsung sama pembeli, tapi mereka percaya sama kualitas kita. Jadi produk harus stabil,” katanya.

Kini, Adam mampu menjual 8 hingga 10 kilogram kopi setiap minggu secara online. Ia juga memberdayakan delapan hingga sebelas ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk membantu proses sortir biji kopi agar hasilnya lebih bersih dan seragam.

“Kami disini memberdayakan ibu ibu karena kalau menyortirnya lebih rapi dan teliti kalau sama perempuan, ya ini memberdayakan ibu-ibu sekitar sini aja,” katanya.

0 Komentar