GARUT – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Garut, Ridzky Riznurdhin menyampaikan, bahwa hingga awal Oktober 2025 pendapatan pajak daerah Kabupaten Garut baru mencapai 66 persen dari target. Namun demikian, Ridzky tetap optimis target itu bisa tercapai 100 persen.
” Memang dibanding dengan 2022 pajak ini mengalami peningkatan, sekarang dilihat dari prestasi sudah mencapai 66 sekian persen, tapi masih ada waktu sampai Desember,” Ujar Ridzky, Selasa (8/10).
Meskipun situasi ekonomi saat ini terbilang sulit, namun ia optimis penghasilan pajak tahun 2025 ini bisa tembus hingga 100 persen. ” Kita akan terus kejar hingga bulan Desember yang harapan kita bisa mencapai 100 persen,” Katanya.
Baca Juga:7 Tim Kesebelasan Asal Garut Ikuti Kompetisi Liga 4 Seri 2 Tingkat KabupatenLaskar Prabowo Ungkap Laporan BPK, Aset di Satpol PP Garut Banyak yang Hilang
Dari sisi kepatuhan wajib pajak, Ridzky menilai tingkat ketaatan masyarakat Garut dalam membayar pajak tahun ini berada di kisaran 40 hingga 50 persen. Ridzky berharap angka itu meningkat menjadi 60 persen pada tahun depan, melalui program edukasi dan sosialisasi pajak yang lebih masif.
” Karena setiap pelaporan pajak itu ada waktunya, untuk tahun depan kita akan tingkatkan menjadi 60 persen untuk kepatuhan pajak,” Ujarnya.
Lebih lanjut Ridzky menjelaskan, kontribusi atau pendapatan pajak yang paling besar itu diantaranya pajak listrik, PBB, BPHTB, termasuk pajak hotel dan restoran.
” Itu 5 sampai 6 pajak yang memberikan kontribusi paling besar dari sekitar 11 pajak yang kita kelola,” Jelasnya.
Namun Ridzy menambahkan, bahwa ada sektor pajak yang memang kontribusinya terbilang sangat kecil yakni pajak sarang burung walet. “yang paling lemah kontribusinya itu pajak burung sarang walet, kita punya pajak burung sarang walet yang di selatan, ini selalu kecil kontribusinya apalagi ditambah situasi harga jual yang mengalami penurunan, otomatis omset berkurang pajak juga ikut berkurang,” Pungkasnya. (Ale/Rizki)