” Jadi kendalanya sekarang sumber daya manusia pengurus koperasi belum paham 100 persen bagaimana menjalankan usaha itu dari segi apa terutama permodalan,” sambungnya.
Selain menyasar pengurus, ia juga mendorong masyarakat desa untuk aktif menjadi anggota koperasi. Dengan demikian, mereka bisa ikut menikmati manfaat dari pembagian sisa hasil usaha koperasi setiap tahunnya.
“Sehingga diharapkan semua masyarakat masuk anggota koperasi. Dimana ditutut koperasi ini menghasilkan profit yang sebesar-besarnya agar setiap akhir tahun dikasihkan ke anggota sebagai sisa hasil usaha,” katanya.
Baca Juga:Apa itu PPPK Paruh Waktu dan Bagaimana Mekanisme Pengangkatannya?Segini Jumlah PPPK Paruh Waktu yang Akan Diangkat Pemkab Garut dalam Waktu Dekat
Dede optimistis, jika dijalankan sesuai regulasi dan didukung SDM yang mumpuni, Kopdes Merah Putih mampu menjadi motor penggerak ekonomi pedesaan. Ia menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia, mengingat pemerintah pusat sudah menyiapkan dana besar untuk mendukung program ini.
” Padahal pemerintah sudah menyiapkan anggaran yang begitu besar, kalau saya dengar itu hampir 300 triliun se-Indonesia untuk penguatan modal koperasi. Sekarang tinggal meyakinkan masyarakat, pengurusnya paham, pendampingan secepat mungkin untuk menyosialisasikan peran serta koperasi dalam ekonomi masyarakat yang ada di Indonesia,” katanya.