EduBot: Robot Pintar untuk Guru dan Siswa
Buku yang dibedah dalam seminar tersebut juga mengulas produk Edubot, sebuah robot pintar berbasis AI hasil riset dosen dan mahasiswa berbagai perguruan tinggi. Robot ini dirancang sebagai mitra guru dan siswa dalam proses pembelajaran, bukan sebagai pengganti peran pendidik.
Prof Deni menjelaskan, Guru tetap menjadi pusat kendali. Justru gurulah yang akan mengisi otak robot, sehingga Edubot berfungsi sebagai asisten untuk meringankan tugas guru, bukan menggantikannya. Dengan begitu, tugas guru ke depan akan lebih mudah dengan robot ini.
Edubot memiliki kemampuan berinteraksi layaknya manusia dan dapat diakses dengan biaya aktivasi terjangkau, yakni Rp150 ribu per tahun. Namun, Prof. Deni berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan kebijakan agar biaya aktivasi ini tidak membebani guru maupun siswa.
Baca Juga:Desa Cintaasih Kembangkan Perikanan Bioflok dan Jagung Hibrida Lewat Program Ketahanan Pangan BUMDesPemkab Garut dan Baznas RI Perkuat Kerja Sama Penyaluran Zakat untuk Kesejahteraan Masyarakat
Bahkan menurutnya, di beberapa daerah, biaya aktivasi sudah ditopang APBD. Pemda menyokong pembiayaan untuk robot pintar ini untuk pembelajaran sekolah dan para gurunya.
Karena itu pula, Prof. Deni berharap kepada Bupati Garut, DPRD Garut dan Dewan pendidikan, bisa mengeluarkan kebijakan anggaran untuk menyokong pendidikan di Kabupaten Garut.
Harapan untuk Pendidikan di Daerah
Prof. Deni menekankan bahwa implementasi deep learning berbasis AI diharapkan mampu dirasakan manfaatnya oleh para guru, bahkan hingga ke pelosok desa. Dengan dukungan teknologi, beban kerja guru dapat lebih ringan, sementara kualitas pembelajaran meningkat.
Seminar ini diakhiri dengan diskusi terbuka, yang memberikan ruang bagi guru untuk menyampaikan gagasan serta kebutuhan riil di lapangan. Para peserta menyambut baik gagasan penerapan Edubot dan menyatakan siap berperan sebagai mitra dalam pengembangan konten robot pintar untuk pendidikan Indonesia.(bbr/fer)