Garut – Minimnya minat bekerja di kalangan generasi muda menjadi perhatian serius pemerintah Kabupaten Garut. Kondisi ini diperparah oleh rendahnya kesadaran akan persiapan karier, dituding sebagai pemicu utama peningkatan angka pengangguran.
Lebih jauh, masalah ini berujung pada berbagai isu sosial, mulai dari kenakalan remaja, jeratan utang pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol), hingga kasus bunuh diri.
Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Garut, Muksin, akar masalah ini terletak pada ketidakpahaman individu terhadap potensi dirinya.
Baca Juga:Sekda Garut Pastikan Tidak Ada Kenaikan PBB di Garut13 Kecamatan di Garut Harus Mengembalikan Uang Negara, Sudahkah Dilakukan? Ketua DPRD Beri Komentar
“Banyak pencari kerja yang tidak memiliki pemahaman diri yang mendalam, tidak tahu minat dan bakatnya. Akibatnya, mereka kebingungan memilih jalur karier yang tepat dan akhirnya menjadi pengangguran,” kata Muksin saat dihubungi pada Selasa (26/8).
Muksin menambahkan, situasi ini diperburuk oleh mudahnya akses terhadap teknologi digital yang tidak diimbangi dengan literasi finansial yang baik.
“Kemudahan akses digital, tanpa persiapan mental dan karier yang matang, justru bisa menjadi bumerang. Seseorang yang putus asa karena tidak kunjung mendapat pekerjaan rentan terjerat pinjol dan judol, yang berujung pada depresi hingga bunuh diri,” tegasnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Muksin menekankan pentingnya persiapan karier yang komprehensif.
“Persiapan karier bukan hanya tentang mencari pekerjaan, tetapi juga tentang membentuk mentalitas yang kuat,” ujarnya.
Ia merinci beberapa langkah yang harus dilakukan para pencari kerja diantaranya, pemahaman diri yang mendalam.
“Pencari kerja harus mengenali potensi diri, baik kelebihan maupun kelemahan. Lakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) pribadi untuk mengidentifikasi jalur karier yang sesuai,” jelas Muksin.
Baca Juga:DPRD Garut Tidak Salurkan Zakat ke Baznas, Effendi: Kami Hanya Memfasilitasi, Bukan KewajibanBerkaca dari Pencurian Kentang, Polres Garut Gencarkan Patroli Selama Musim Panen
Lebih lanjut, kata Muksin, pengembangan keterampilan berkelanjutan disarankan pencari kerja untuk terus meningkatkan keterampilan, baik hard skills (keterampilan teknis) maupun soft skills (keterampilan non-teknis) yang relevan dengan tren pasar kerja.
“Mengikuti kursus, pelatihan, atau sertifikasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing, selain itu sangat perlu ya untuk menyusun rencana karir harus juga ditentukan tujuan karir yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound). Rencana ini harus disusun dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, disertai langkah-langkah aksi konkret,” kata Muksin.